Bos BI: Kami Mohon Perbankan Juga Turunkan Bunga Kredit

Kamis, 25 Maret 2021 14:23 WIB

Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo meminta perbankan di Indonesia menurunkan suku bunga kredit untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Penurunan tersebut akan meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2021.

“Kami sudah kendorkan (suku bunga). Mohon perbankan juga turunkan bunga kredit,” ujar Perry dalam acara temu stakeholders untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional, Kamis, 25 Maret 2021.

Perry mengatakan Bank Indonesia telah menyusun kebijakan moneter dan makroprudensial untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional sepanjang krisis berlangsung. Selama pandemi, BI telah menurunkan suku bunga sebanyak enam kali sebesar 150 bps menjadi 3,5 persen.

Penurunan suku bunga ini, kata Perry, merupakan yang terendah dalam sejarah. Bank sentral juga telah melakukan injeksi likuiditas senilai Rp 781,29 triliun atau 5,06 persen dari produk domestik bruto (PDB) serta berpartisipasi dalam pembiayaan APBN melalui pembelian surat berharga negara sebesar Rp 74,2 triliun per Maret 2021.

Dari sisi kebijakan makroprudensial, Bank Indonesia melonggarkan ketentuan uang muka kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor hingga menjadi 0 persen untuk pembelian kendaraan baru yang berlaku hingga 31 Desember.

Selain itu, BI menetapkan kebijakan makroprudensial lainnya, seperti memasukkan wesel ekspor sebagai komponen pembiayaan serta memberlakukan secara bertahap ketentuan disinsentif berupa giro RIM/RIMS.
<!--more-->
Perry telah mendengar bank-bank yang tergabung dalam himpunan bank negara akan menyusutkan bunga kreditnya dalam waktu dekat. Ia berharap langkah ini bisa mendorong pemulihan ekonomi secara lebih cepat.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini kredit belum mengalir meski otoritas telah melakukan sejumlah relaksasi. “Inflasi rendah, suku bunga rendah, likuiditas besar, tapi kredit belum mengalir. Sementara beberapa hal sudah dilakukan relaksasi,” kata dia.

Mantan bos Bank Dunia itu menyebut pemerintah akan segera merevisi aturan agar perbankan berani menyalurkan kredit. Di saat bersamaan, industri maupun sektor usaha lainnya pun tidak ragu-ragu untuk mengakses pinjaman.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca juga: BI: Penurunan Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan Masih Terbatas

Berita terkait

Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Dana Makan Siang Gratis?

2 jam lalu

Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Dana Makan Siang Gratis?

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran dana pendidikan 2025 untuk penguatan mutu pendidikan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

7 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan APBN 2025 untuk dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran dengan pertumbuhan 5,1 persen dan defisit 2,45 persen

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Serahkan Pokok Kebijakan APBN Transisi kepada DPR

9 jam lalu

Sri Mulyani Serahkan Pokok Kebijakan APBN Transisi kepada DPR

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerahkan pokok kebijakan APBN 2025 kepada DPR dalam rapat paripurna hari ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Anggota DPR Pertanyakan Pabrik Smelter, Identitas Korban Pesawat Jatuh di BSD

19 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Anggota DPR Pertanyakan Pabrik Smelter, Identitas Korban Pesawat Jatuh di BSD

Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mulyanto meminta pemerintah mengaudit seluruh smelter dan mengevaluasi tata kelola industri ini.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

1 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

2 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

2 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya