Kapal Kandas di Terusan Suez, Harga Minyak Naik Sekitar 6 Persen

Reporter

Antara

Kamis, 25 Maret 2021 07:28 WIB

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak melonjak sekitar enam persen pada akhir perdagangan Rabu waktu Amerika atau Kamis pagi WIB, setelah sebuah kapal kandas di Terusan Suez. Insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran akan menghambat pengiriman minyak mentah memberikan dorongan harga-harga lebih tinggi setelah penurunan selama seminggu terakhir.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 3,62 dolar AS atau 6,0 persen, menjadi ditutup di 64,41 dolar AS per barel, setelah tergelincir 3,83 dolar AS atau 5,9 persen sehari sebelumnya.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bangkit 3,42 dolar AS atau 5,9 persen menjadi menetap di 61,18 dolar AS per barel, setelah kehilangan 3,80 dolar AS atau 6,2 persen pada Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Tak Pasti, Harga Minyak Jeblok jadi USD 60 per Barel

Kedua kontrak acuan harga minyak mentah, minyak mentah AS dan Brent, menambah keuntungan setelah data persediaan AS menunjukkan rebound lebih lanjut dalam aktivitas penyulingan, menunjukkan penyulingan AS sebagian besar pulih dari cuaca dingin yang menghantam Texas pada Februari.

Kenaikan tampaknya menstabilkan pasar yang telah merosot sejak awal bulan ini, ketika harga mencapai level tertinggi tahun ini di tengah ekspektasi pemulihan permintaan. Harapan tersebut sejak itu pupus ketika negara-negara Eropa kembali melakukan lockdown untuk menghentikan gelombang pandemi lainnya.

Harga minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai tahun lalu karena OPEC dan sekutunya membuat rekor pemotongan produksi. Pada Selasa, 23 Maret 2021, kedua harga acuan menyentuh level terendah sejak Februari.

Sepuluh kapal tunda berjuang pada Rabu sore, 24 Maret 2021 untuk membebaskan salah satu kapal kontainer terbesar di dunia, MV Ever Given, setelah kandas dan menutup Terusan Suez selama lebih dari sehari, kata agen pelabuhan GAC.

GAC mengatakan informasi yang telah diterima sebelumnya yang mengklaim kapal itu sebagian diapungkan kembali, memungkinkan lalu lintas dilanjutkan di sepanjang rute pengiriman tercepat dari Eropa ke Asia, tidak akurat.

“Ini adalah salah satu wild card yang unik untuk industri minyak mentah,” kata Bob Yawger dari Mizuho di New York. "Setelah Anda mengira semuanya telah dipastikan, saya dapat menjamin satu hal: Anda tidak melakukannya."

Harga minyak juga didukung oleh data Badan Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan kilang-kilang mulai pulih setelah badai musim dingin menutup kilang-kilang di Texas bulan lalu.

“Para penyuling keluar dari perawatan dan memulihkan diri dari pemadaman listrik. Harapannya sekarang adalah mereka kembali bekerja, kita akan melihat persediaan minyak mentah cenderung lebih rendah dalam beberapa minggu mendatang," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago.

Italia, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya telah memberlakukan kembali pembatasan pergerakan. Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia membalikkan keputusan untuk penguncian Paskah yang lebih ketat. OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 1 April untuk mempertimbangkan apakah akan mengurangi lebih banyak pengurangan produksi mereka.

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

10 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya