Sri Mulyani: Pelaku Fintech Cenderung Monopolist dan Oligopolist

Selasa, 23 Maret 2021 12:38 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaku ekonomi digital menghadapi tantangan besar. Perkembangan teknologi, kata Sri Mulyani, mendorong sektor tersebut terus menciptakan kompetisi dan pasar terbuka.

Namun, dalam perkembangannya, tantangan besar ini justru menyebabkan pelaku ekonomi digital cenderung melakukan praktik persaingan usaha tak sehat, seperti monopoli dan oligopoli, untuk menguasai pasar.

“Kalau kita lihat pelaku fintech (financial technology) cenderung monopolist dan oligopolist,” tutur Sri Mulyani dalam diskusi Katadata Indonesia Data and Economic Conference, Selasa, 23 Maret 2021.

Sri Mulyani mencontohkan perusahaan mesin pencarian, Google, yang memonopoli pasar di dunia Internet. Google sampai saat ini tidak memiliki kompetitor sebanding sehingga terkesan perusahaan itu hanya satu-satunya pihak yang menyediakan layanan pencarian.

Selanjutnya ialah Facebook sebagai induk perusahaan WhatsApp. Facebook diduga melakukan oligopoli yang menciptakan keadaan pasar tidak sempurna lantaran perusahaan ini akan menghimpun data dari para pengguna WhatsApp. Pengguna pun akhirnya beramai-ramai pindah ke aplikasi perpesanan instan lain, seperti Telegram.

Advertising
Advertising

<!--more-->

“Kemudian Twitter, Instagram, sampai saat ini juga tidak ada kompetitornya. It’s gonna be hard,” kata Sri Mulyani.

Sementara itu di Indonesia, ia menyoroti perusahaan-perusahaan digital besar. E-commerce, misalnya, saat ini dikuasai Tokpedia, Shopee, dan Bukalapak. Sedangkan perusahaan ride hailing yang telah berkembang menjadi perusahaan multiaplikasi kini masih dikuasai dua pemain besar, yakni Grab dan Gojek.

Di sisi lain, demokratisasi teknologi dalam pasar kerap tak bisa tercipta karena perusahaan rintisan yang memiliki potensi dapat langsung dicaplok oleh perusahaan jumbo. Akibat diguyur modal kuat, perusahaan rintisan itu akan cepat berkembang dan berpotensi tidak memiliki kompetitor sehingga dengan mudah bisa menguasai pasar.

Sedangkan perusahaan-perusahaan rintisan lainnya yang baru akan muncul dan bergerak di bidang serupa bakal kalah dari sisi pendanaan. “Ada orang jenius, bikin program dan ide, belum sampai IPO, dia butuh banyak (modal untuk) startup, langsung di makan saja (oleh perusahaan besar) sehingga kompetisi tidak sempurna,” kata Sri Mulyani.

Baca: Sentil Koruptor, Sri Mulyani: Kalau Masih Ada yang Korupsi Pajak, Pasti Hengki-Pengki

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

13 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

16 jam lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

19 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya