The Fed: Pemulihan Ekonomi di AS Masih Jauh dari Selesai

Selasa, 23 Maret 2021 12:30 WIB

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan perekonomian negara Abang Sam mulai meningkat, tapi masih jauh dari kata pulih akibat pandemi.

"Pemulihan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan secara umum dan tampaknya akan menguat," kata Powell dalam paparan kepada Komite Jasa Keuangan, Selasa, 23 Maret 2021.

Meski begitu, ia menilai secara umum pemulihan ekonomi tersebut masih belum selesai. "Tetapi pemulihan masih jauh dari selesai, jadi di The Fed, kami akan terus memberikan dukungan yang dibutuhkan perekonomian selama dibutuhkan."

Rencananya Powell akan hadir di komite bersama dengan Menteri Keuangan Janet Yellen sebagai bagian dari pengawasan kongres atas tanggapan pemerintah terhadap pandemi. Keduanya dijadwalkan untuk hadir lagi pada hari esok hari, Rabu, 24 Maret 2021 untuk menemui Komite Perbankan Senat.

Lebih jauh, Powell mengapresiasi keputusan Kongres mendukung ekonomi dan menyuarakan harapannya untuk kembali ke kondisi yang lebih normal dalam tataran ekonomi pada akhir tahun ini. "Kami menyambut baik kemajuan ini, tetapi tidak akan melupakan jutaan orang Amerika yang masih menderita," kata Powell.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Dalam perkiraan yang dirilis minggu lalu, The Fed memproyeksikan bahwa ekonomi AS akan tumbuh 6,5 persen pada tahun 2021. Angka itu akan menjadi laju tercepat sejak 1983 dan akan menutup kontraksi 2,4 persen pada tahun 2020 sebagai akibat pandemi.

Adapun inflasi yang dihitung oleh indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, diperkirakan akan berada di kisaran sebesar 2,4 persen pada tahun ini. Sementara laju inflasi per Januari lalu telah mencapai 1,5 persen.

Merespons angka laju inflasi itu, sebagian besar pembuat kebijakan memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga 2023. Sedangkan para investor sebaliknya, mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga beberapa kali pada akhir tahun 2023.

The Fed sebelumnya mengatakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol sampai pasar tenaga kerja mencapai lapangan kerja maksimum. Selain itu, indikator inflasi tetap menjadi pertimbangan bank sentral dalam menentukan suku bunga acuan.

BISNIS

Baca: Gubernur The Fed Jerome Powell: Bitcoin Lebih Merupakan Aset untuk Spekulasi

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

52 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

12 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

15 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

16 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

19 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

19 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

20 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya