Ada Apa di Balik Perombakan Direksi PT Kereta Cepat Indonesia China?
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 22 Maret 2021 12:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China memutuskan untuk merombak susunan dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada Selasa, 16 Maret 2021.
Dua sumber Tempo yang mengetahui ihwal rapat umum pemegang saham tersebut membenarkan bahwa perombakan bertujuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan proyek kereta berkecepatan 350 kilometer per jam itu.
Ditemui di tempat terpisah, kedua sumber membenarkan proyek itu dibebani biaya yang membengkak alias cost overrun, jauh melebihi rencana awalnya. Bila merujuk pernyataan pemerintah dan PT KCIC pada Agustus 2019, investasi kereta yang bisa memangkas jarak tempuh kedua kota dari 3 jam menjadi 45 menit itu itu mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85 triliun.
“Jadi perubahan struktur manajemen itu sudah disesuaikan dengan kebutuhan proyek kereta cepat ke depannya,” kata salah satu sumber tersebut, Ahad, 21 Maret 2021.
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, sempat memperkirakan biaya investasi kereta kencang Jakarta – Bandung akan terus naik karena karena banyaknya masalah yang merundung proyek tersebut. Banjir yang melanda beberapa lokasi di sepanjang jalur proyek, kata dia, membuat perusahaan harus menata ulang sistem drainase.
Pembengkakan biaya pun disebabkan insiden kerja yang berakibat pada penundaan proyek. Aditya mencontohkan terbakarnya pipa distribusi bahan bakar PT Pertamina (Persero) di Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Oktober 2019, karena beradu dengan pengerjaan jalur kereta tersebut.
<!--more-->
Biaya proyek juga melambung karena pembatasan mobilitas pekerja di masa pandemi Covid-19. "Dengan asumsi fixed cost, pekerja tetap dibayar sesuai jadwal, meski pekerjaan berhenti. Pasti jadi biaya baru," kata dia.
Tempo berupaya mengkonfirmasi soal alasan perombakan direksi KCIC ke Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Namun, hingga berita diturunkan, Arya belum menjelaskan alasan tersebut.
Berdasarkan Surat Pengumuman Perubahan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT KCIC tertanggal 17 Maret 2021 yang diterima Tempo, pemegang saham memutuskan untuk menunjuk Plt Presiden Direktur PT Reska Multi Usaha Dwiyana Slamet Riyadi menjadi Presiden Direktur KCIC menggantikan Chandra Dwiputra. Adapun Chandra masih tetap menjabat di perseroan sebagai direktur.
Surat pengumuman tersebut bernomor 068/CORSEC/SK/GM/03.2021 dan ditandatangani oleh Sekretaris Perusahaan Mirza Soraya. Saat dikonfirmasi mengenai perubahan susunan direksi tersebut, Mirza Soraya hanya membaca pesan Tempo, namun tidak membalas. Adapun situs kcic.co.id sudah mencantumkan nama Dwiyana sebagai Direktur Utama.
Dwiyana Slamet Riyadi tak berkomentar banyak mengenai penunjukannya sebagai Direktur Utama KCIC. Ia mengatakan mulai efektif menjabat pada Rabu pekan depan. "Semoga amanah dan dimudahkan," kata dia.
Selain Dwiyana dan Chandra, posisi direktur di perseroan juga diisi oleh mantan Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono. Selain itu, nama lain yang menempati bangku direksi adalah Zhang Chao dan Xiao Song Xin. Sementara itu, nama-nama direktur yang diganti antara lain Puspita Anggraeni, Dwi Windarto, dan Xin Xuezhong.
<!--more-->
Perubahan tidak hanya terjadi pada jajaran direksi, pemegang saham memutuskan menambah jumlah komisaris perseroan dari tiga orang menjadi enam orang. Dari jajaran yang lama, Sahala Lumban Gaol diganti. Dua nama lama yang bertahan adalah Komisaris Utama perseroan Ju Guojiang dan Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito.
Nama baru yang menduduki kursi komisaris perseroan antara lain Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Jeffrie N. Korompis, Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Heru Wisnu Wibowo, pakar transportasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Yanuar Muhammad Najih, dan Gao Feng.
Saat dikonfirmasi, Heru Wisnu membenarkan bahwa penunjukannya sebagai komisaris Kereta Cepat Indonesia China dilakukan pada 16 Maret 2021. Namun, jajaran manajemen anyar perseroan ini belum pernah bertemu. "Belum, belum pernah bertemu," ujar dia di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu, 20 Maret 2021.
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS
Baca juga: Bos Baru Kereta Cepat Indonesia China: Beri Waktu 1 Minggu untuk Pelajari Semua