Resesi Global Bisa Mengalami Percepatan

Reporter

Editor

Kamis, 6 November 2008 19:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kekhawatiran terhadap meluasnya resesi global dari hari ke hari makin meningkat seiring dengan dirilisnya data ekonomi dari kawasan Eropa dan Amerika, pekan pertama November 2008. Data aktivitas pabrikan kawasan Eropa (zona euro), yang dirilis Senin, 3 November, nyemplung ke level terendah seiring dengan jatuhnya output, pesanan baru, dan beberapa pembelian yang jatuh tajam selama 11 tahun.

Data pesanan pabrikan Jerman untuk bulan September, yang dirilis sore ini, Kamis, 6 November, turun 8 persen sedangkan ekspektasi pasar hanya turun 2,0 persen.

Melihat kenyataan bahwa output pabrikan turun lebih cepat daripada perkiraan, firma Markit Economics yakin kawasan euro sudah memasuki resesi.

Uni Eropa pun sudah memberi sinyal bahwa Eropa mungkin sudah memasuki resesi. Sementara itu, beberapa pekan lalu Inggris bahkan sudah mengkonfirmasi negaranya tengah memasuki resesi.

Amerika, negara pertama yang didera resesi, tampaknya kondisinya belum menunjukkan perbaikan, malah makin parah. Kontraksi paling buruk pada data pabrikan negeri Paman Sam, sebagaimana ditunjukkan oleh kelompok riset partekelir The Institute for Supply Management (ISM), diperkirakan makin mempercepat resesi. Untuk aktivitas pabrik, terungkap bahwa industri manufaktur terjerembab terburuk dalam 25 tahun terakhir, jatuh ke level terendah sejak 1982. Indeks manufaktur untuk Oktober 38,9--lebih buruk daripada perkiraan.

Advertising
Advertising

Adapun sektor industri jasa, yang dirilis oleh ISM 5 November 2008, yang turun menjadi 44,4, kembali membangkitkan kekhawatiran bahwa ekonomi mengalami kontraksi.

Dengan berpijak pada data tersebut, dalam sebuah tulisannya, kolumnis Reuters John Kemp, meyakini bahwa resesi global sudah dimulai. Keyakinannya diperkuat dengan data lain.

Perekonomian menghadapi kesulitan selama lebih dari setahun ini. Output pabrikan berada pada titik tertinggi pada Juli 2007, tapi jatuh 2,3 persen sampai dengan Agustus 2008, demikian menurut estimasi yang diterbitkan oleh bank sentral Amerika, The Fed. Sedangkan pekerjaan sektor swasta tertinggi pada November 2007 kemudian turun 0,7 persen sampai dengan Agustus 2008.

Ketenagakerjaan Amerika dari bulan ke bulan semakin menunjukkan wajah muram. Dalam beberapa bulan ini, Jumat pekan pertama adalah hari yang mendebarkan karena pada saat itu dirilis data penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian (nonfarm payroll/NFP). Jika pada setahun lalu, NFP masih menunjukkan angka positif, dalam beberapa bulan belakangan ini menunjukkan angka negatif, yang artinya terjadi pengurangan tenaga kerja di luar sektor pertanian.

Rabu, 5 November, data ketenagakerjaan yang dirilis menunjukkan bahwa pada Oktober terjadi pemutusan hubungan kerja sebanyak 157 ribu. Sementara itu, untuk NFP yang akan dirilis Jumat besok pukul 13.30 GMT, diperkirakan -260 ribu. Jika perkiraan itu tepat, artinya untuk Oktober terjadi pengurangan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebesar 260 ribu.

Angka itu akan menambah jumlah pengangguran di sektor swasta. Antara November 2007 dan Agustus 2008, bisnis di luar sektor pertanian berkurang 815 ribu posisi. Rekor kehilangan pekerjaan ada pada sektor konstruksi (-360 ribu) dan industri motor (-105 ribu).

Klaim untuk asuransi pengangguran meningkat hampir satu juta selama periode tersebut, dan jumlah orang yang berada dalam kategori kemiskinan parah, yang mendapat bantuan pemerintah federal, melalui program Aid to Families with Dependent Children, hampir 2,5 juta.

Ngarto Februana, Dow Jones Newswires, Bloomberg, Reuters

Berita terkait

Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global

11 Mei 2023

Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global

Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.

Baca Selengkapnya

Jurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global

5 September 2019

Jurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global

Pemerintah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar.

Baca Selengkapnya

Trump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat

21 Agustus 2019

Trump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat

Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?  

23 Januari 2017

Donald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?  

Jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Stimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat  

30 Januari 2014

Stimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat  

"Tanpa stimulus moneter, pertumbuhan ekonomi global tentu lebih berarti."

Baca Selengkapnya

The Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar  

30 Januari 2014

The Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar  

Dana stimulus US$ 65 miliar per bulan mulai berlaku pada Februari 2014.

Baca Selengkapnya

Fed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau  

19 Desember 2013

Fed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau  

Setelah kepastian pencabutan stimulus moneter AS, IHSG di Bursa Efek Indonesia segera menghijau pada Kamis, 19 Desember 2013.

Baca Selengkapnya

Hatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah

19 Desember 2013

Hatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah

"Memang kalau tapering off itu biasanya dolar menguat, akibatnya mata uang-mata uang regional melemah, termasuk rupiah."

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo  

18 Desember 2013

Jelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo  

"Investor pada dasarnya duduk di tangan-tangan mereka."

Baca Selengkapnya

Shutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang  

18 Oktober 2013

Shutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang  

Jika dibiarkan berlarut diyakini dapat memberikan dampak kepada ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya