The Fed Pertahankan Suku Bunga, Kurs Rupiah Menguat ke Rp 14.358 per Dolar AS
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 18 Maret 2021 10:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada pagi hari ini menguat terimbas sentimen dovish dari bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
Pukul 09.15 WIB, rupiah melejit 35 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 14.392 per dolar AS dari sebelumnya. Sedangkan pada satu jam kemudian, kurs rupiah menguat dan kini berada di level Rp 14.354 per dolar AS.
Rupiah menjadi yang terkuat kedua di Asia, di bawah won Korea yang naik 0,58 persen. Adapun, indeks dolar AS naik 0,06 persen menuju 91,501.
Sebelumnya pada Rabu, 17 Maret 2021 rupiah mengakhiri pergerakan pada level Rp 14.427 per dolar AS setelah melemah 17,5 poin atau 0,12 persen.
Melemahnya dolar AS didorong oleh sikap investor yang mencerna keputusan kebijakan terbaru dari The Fed yang memberi sinyal tak menaikkan suku bunga hingga 2023. Hal ini yang kemudian bertentangan dengan ekspektasi pasar.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingganya, turun 0,5 persen menjadi 91,405 setelah pernyataan The Fed tersebut.
Greenback telah membalikkan penurunannya dalam beberapa sesi baru-baru ini di tengah melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS karena meningkatnya ekspektasi bahwa Fed mungkin akan mengetatkan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Keputusan ini juga disebut-sebut karena merespons proyeksi pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
<!--more-->
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai tertinggi 13 bulan di awal sesi tetapi terakhir berada di 1,647 persen. Dalam sebuah pernyataan, setelah mempertahankan suku bunga stabil, The Fed berharap lonjakan cepat dalam pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi tahun ini karena krisis Covid-19 mereda dan berjanji untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol selama bertahun-tahun mendatang.
Hal tersebut berbeda dengan apa yang dinyatakan pasar berjangka eurodollar sebelum pernyataan The Fed. Hampir sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga pada Desember 2022 dan tiga kenaikan pada 2023.
Sementara itu, perbaikan dalam prospek ekonomi, The Fed tidak segera mengubah ekspektasi pembuat kebijakan untuk suku bunga, bobot opini berubah. Sejumlah 7 dari 18 pejabat Fed sekarang memperkirakan menaikkan suku bunga pada 2023, dibandingkan dengan 5 pejabat pada Desember.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengungkapkan bank sentral AS belum melihat tanggal untuk mengurangi pembelian asetnya. Seandainya Powell mengisyaratkan kemungkinan mengurangi pembelian obligasi, hal itu akan menyebabkan penjualan obligasi yang jauh lebih tajam dan lonjakan lebih lanjut dalam imbal hasil yang akan mendorong dolar lebih tinggi.
ANTARA
Baca: Bank Indonesia Diperkirakan Pertahankan Suku Bunga Acuan Hari Ini