Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) dan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) disambut penari Bali saat akan meninjau proses vaksinasi Covid-19 di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Selasa, 16 Maret 2021. ANTARA/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan, seperti yang dilakukan oleh para penerima Kartu Prakerja, sangat diperlukan untuk dunia kerja maupun dunia usaha. Dia pun pernah mengikuti pelatihan seperti itu.
“Saya memulai usaha dulu dari nol juga dimulai dari ikut pelatihan. Ikut pelatihan, dulu seminggu tapi. Kalau ini kan sekarang sudah zamannya zaman digital seperti ini Bapak-Ibu bisa belajar online, itu akan lebih mempercepat,” kata Jokowi saat memberi arahan kepada penerima Kartu Prakerja di Istana Negara, Rabu, 17 Maret 2021.
Cerita ini diunggah dalam keterangan tertulis di laman setkab.go.id. Di acara dialog itu, sekitar 500 penerima Kartu Prakerja dari kabupaten/kota di seluruh Indonesia ikut bergabung baik secara langsung maupun virtual.
Jokowi menambahkan, peningkatan keterampilan dan pengetahuan akan membuka semakin banyak peluang, baik di dunia kerja maupun usaha. “Saya berharap [program Kartu Prakerja] ini nanti akan menjadi sebuah model kita dalam meningkatkan skill, meningkatkan keterampilan kita semuanya. Inilah sebuah kesempatan besar yang kita harapkan betul-betul bisa membuka peluang kerja yang sebanyak-banyaknya."
Sejak diluncurkan pada April 2020 hingga gelombang ke-14, kata dia, Kartu Prakerja sangat diminati oleh angkatan kerja di Indonesia. Namun menurut dia, masih sedikit yang sudah berkesempatan memperoleh pelatihan.
“Tadi disampaikan oleh Pak Menko Perekonomian bahwa yang mendaftar di Kartu Prakerja ini ada kurang lebih 55 juta (orang), tetapi yang ikut di tahun 2020 5,6 juta (orang), dan tahun ini baru 1,8 juta orang. Memang belum tertampung semuanya,” ujar Presiden.