Kala Lo Kheng Hong Sebut Kinerja Astra International Lebih Baik Ketimbang Tesla
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 14 Maret 2021 18:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lo Kheng Hong menilai kinerja emiten PT Astra International Tbk. sepanjang tahun 2020 jauh lebih baik ketimbang Tesla Inc. Hal tersebut terlihat dari perolehan laba bersih grup Astra yang lebih tinggi daripada perusahaan milik Elon Musk tersebut.
Lo menyebutkan, laba Astra International dengan kode saham ASII sepanjang tahun lalu mencapai US$ 1,29 miliar atau sekitar Rp 18,57 triliun. Sementara Tesla pada tahun 2020 mengantongi laba bersih US$ 721 juta atau setara dengan Rp 10,31 triliun.
"Lihat laba Tesla tahun 2020 sebesar US$ 721 juta. Ternyata laba Astra lebih besar lebih dari 60 persen dari Tesla. Tesla tahun 2019 rugi US$ 862 juta," ujar Lo Kheng Hong, dikutip Bisnis, Ahad, 14 Maret 2021.
Atas dasar itu, Lo Kheng Hong mempertanyakan sikap investor dunia yang memuji-muji Tesla. "Ternyata begini kinerja Tesla, perusahaan yang diagung-agungkan dunia. Bersama William Soerjadjaja (Pendiri Astra), pengusaha yang berintegritas," katanya.
Meski memaparkan hal tersebut, Lo memastikan tak memiliki saham Astra International. "Saya punya sahamnya di anak perusahaan Astra International."
Wall Street Journal sebelumnya mengutip pernyataan Tesla Inc. yang mengumumkan rencana peningkatan produksi secara tajam untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini dilakukan setelah adanya pertumbuhan permintaan kendaraan listrik dengan pengiriman yang tercatat.
CEO Tesla Elon Musk menyebutkan produsen mobil dari Silicon Valley tersebut mengharapkan pertumbuhan pengiriman mobil listrik hingga 50 persen secara tahunan. Ia memprediksi pertumbuhan itu akan terjadi pada 2021 dan 2022 dengan target distribusi mobil keluarannya mencapai 840.000 hingga 1 juta kendaraan pada tahun 2021 ini.
<!--more-->
Sepanjang tahun 2020, Tesla melaporkan laba bersih sebesar US$ 721 juta setara Rp 10,31 triliun. Adapun pendapatan perusahaan berkisar US$ 31,5 miliar atau setara Rp 450,45 triliun.
Pendapatan Tesla itu disumbang oleh peningkatan pengiriman dan pendapatan yang lebih tinggi dari kredit mobil. Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dari tahun 2019 yang mengalami rugi bersih US$ 862 juta atau setara Rp 12,32 triliun dan penjualan US$ 24,6 miliar atau setara Rp 351,78 triliun.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Astra International membukukan pendapatan bersih yang anjlok 26,2 persen menjadi Rp 175,046 triliun atau setara US$ 12,21 miliar. Jumlah itu lebih rendah dari pendapatan pada 2019 sebesar Rp 237,166 triliun.
Dengan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2020 mengalami penurunan 25,53 persen menjadi Rp 18,57 triliun atau setara US$ 1,29 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun 2019 ketika laba bersih ASII Rp 21,7 triliun, angka yang diraup pada tahun 2020 menurun.
Adapun perolehan pendapatan maupun laba bersih ASII di atas konsensus analis yang dihimpun Bloomberg. Berdasarkan konsensus Bloomberg, pendapatan ASII sepanjang 2020 diestimasi Rp 174,99 triliun.
Sedangkan laba bersih Astra International, menurut konsensus Bloomberg, diestimasi mencapai Rp 15,46 triliun. Berdasarkan perbandingan data kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut, ASII memiliki margin laba bersih yang lebih baik daripada Tesla Inc.
BISNIS
Baca: Lo Kheng Hong Sebutkan Ciri Investor Saham yang Kehilangan Uang sampai Habis