Permintaan Batu Bara Cina Naik, Bukit Asam Bidik Volume Produksi 29,5 Juta Ton
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 12 Maret 2021 19:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk atau PTBA meningkatkan target volume produksi batu bara menjadi 29,5 juta ton sepanjang 2021 dari tahun lalu yang berjumlah 24,8 juta ton. Direktur Niaga PT Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan perusahaan memperoleh peningkatan permintaan komoditas dari Cina sebanyak 1,5 juta ton.
“Ada peningkatan 2021 untuk ekspor ke Cina dibandingkan 2020. Pada Januari lalu, kami telah teken perjanjian batu bara ke Cina diinisiasi oleh asosiasi pengusaha batu bara Indonesia di depan Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan),” ujar Adib dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat, 12 Maret 2021.
Angka permintaan batu bara itu naik 15 persen dari ekspor 2020 lalu. Selain mematok peningkatan volume, PTBA menargetkan kenaikan penjualan dari 26,1 juta ton di 2020 menjadi 30,7 ton di 2021.
Direktur Utama PTBA Arviyan Afirin optimistis target volume produksi maupun kenaikan penjualan dapat tercapai seiring dengan pemulihan ekonomi lantaran adanya program vaksinasi. Sepanjang tahun lalu, saat pandemi Covid-19 melanda, PTBA diklaim mampu mengejar target produksi 99 persen.
Padahal sejumlah negara tujuan ekspor seperti India menerapkan pembatasan berskala besar atau lockdown. Di saat yang sama, permintaan batu bara dalam negeri pun mengalami penurunan signifikan karena melorotnya kebutuhan listrik akibat kinerja sejumlah sektor industri tidak optimal.
<!--more-->
“Pada 2020, PTBA mampu memproduksi 24,8 juta ton batu bara hingga Desember 2020 atau 99 persen dari target yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton. Kinerja penjualan batu bara yang terealisasi sebesar 26,1 juta ton atau naik 5 persen dari target,” katanya.
Selain menaikkan target produksi 2021, PTBA mengincar pasar baru untuk batu bara berkalori tinggi ke Chili, Amerika Serikat. Penjajakan kerja sama dengan Chili kini masih di tahap tender. Sementara itu, PTBA juga masih meneruskan penjualan ke pasar eksisting selain Cina, seperti Jepang, India, dan Taiwan.
Di sisi lain, pada tahun ini, perseroan akan meningkatkan investasi dalam mengembangkan diversifikasi usaha hilirisasi batu bara. Total investasi yang direncanakan pada 2021 untuk sektor tersebut sebesar Rp 3,8 triliun.
PT Bukit Asam mencatatkan laba Rp 2,4 triliun sepanjang 2020 dengan total pendapatan Rp 17,3 triliun. Laba perusahaan turun sebesar 41,16 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2019, PTBA menorehkan laba senilai Rp 4,05 triliun.
BACA: Turun 41 Persen, Laba PT Bukit Asam 2020 Capai Rp 2,4 Triliun
FRANCISCA CHRISTY ROSANA