Imbal Hasil Obligasi Turun, Saham Asia Diprediksi Menguat Hari Ini

Reporter

Antara

Jumat, 12 Maret 2021 09:04 WIB

Suasana Bursa Saham Wall Street, New York, Selasa (05/01) WIB. Pada perdagangan Senin (4/01) waktu setempat atau Selasa WIB, hampir seluruh saham bergerak menguat. AP Photo/Mark Lennihan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar saham Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Jumat, 12 Maret 2021. Hal ini menyusul petunjuk positif semalam dari Wall Street dan Eropa ketika penurunan lebih lanjut imbal hasil obligasi meredakan kekhawatiran tentang inflasi yang merajalela, memulihkan minat terhadap saham-saham teknologi yang terpukul.

Imbal hasil obligasi zona euro turun setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan siap untuk mempercepat pencetakan uang guna mempertahankan biaya pinjaman, menggunakan Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) 1,85 triliun euro lebih banyak selama beberapa bulan mendatang untuk menghentikan kenaikan yang tidak beralasan dalam pembiayaan surat utang.

Baca Juga: Sepatu Bata Digugat Pailit, Seperti Apa Kondisi Keuangan Perusahaan?

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,55 persen di awal perdagangan. Indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,62 persen, indeks berjangka Hang Seng Hong Kong naik 0,55 persen, dan indeks berjangka E-mini untuk S&P 500 naik 0,99 persen.

“Sepertinya kita akan melihat pembukaan positif di seluruh pasar Asia Pasifik,” kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets. “Berita besar semalam adalah keputusan dari ECB. Mungkin ada beberapa kekecewaan karena mereka tidak memperluas program pembelian obligasinya, tetapi hal itu sebagian besar diimbangi oleh upaya untuk mempercepat pembelian."

Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun terakhir di -0,332 setelah jatuh sejauh -0,367 persen, level terendah sejak 18 Februari dan lebih jauh dari level tertinggi hampir satu tahun -0,203 persen pada akhir Februari.

Imbal hasil surat utang AS 10-tahun yang dijadikan acuan, turun ke serendah 1,475 persen, pertama kali melemah di bawah 1,5 persen dalam seminggu. Terakhir memberikan imbal hasil 1,5352 persen dari sebelumnya 1,52 persen pada Kamis, 11 Maret 2021.

Di Wall Street, meredanya kekhawatiran inflasi membantu mendukung ekuitas, dengan sektor teknologi bernilai tinggi memimpin lebih tinggi, melonjak 2,12 persen. Saham-saham mahal, banyak di antaranya berada di sektor teknologi, sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil baru-baru ini.

Sebaliknya, saham perbankan merugi 0,47 persen. Namun, sementara Dow dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi, Nasdaq yang padat teknologi mempercepat kenaikannya, terangkat lebih dari 2,0 persen pada hari itu.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,58 persen, S&P 500 naik 1,04 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 2,52 persen.

Sentimen juga didorong oleh data klaim pengangguran mingguan, yang menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja AS karena peluncuran vaksin membantu membuka kembali ekonomi.

Saham Eropa naik, dengan indeks STOXX 600 pan-Europa lebih tinggi untuk hari keempat berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang dalam lima minggu, dengan penutupan indeks pada level tertinggi sejak 21 Februari 2020. Indeks STOXX 600 menguat 0,49 persen dan indeks MSCI yang melacak saham-saham di seluruh dunia naik 1,37 persen.

Lelang surat utang AS 30-tahun pada Kamis, 11 Maret 2021 dipandang sebagai sedikit lemah, tetapi tidak mendekati lelang surat utang tujuh tahun yang mengecewakan pada akhir Februari yang membantu memicu kekhawatiran inflasi dan mengirim imbal hasil lebih tinggi.

Analis sebagian besar memperkirakan inflasi akan meningkat karena peluncuran vaksin mengarah pada pembukaan kembali ekonomi, tetapi kekhawatiran tetap ada bahwa stimulus tambahan dalam bentuk paket bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden dapat membuat ekonomi terlalu panas.

Dolar melemah untuk hari ketiga berturut-turut, turun dari level tertinggi 3,5 bulan di 92,506 pada Selasa, 9 Maret 2021. Indeks dolar turun 0,43 persen, dengan euro menyusut 0,01 persen menjadi 1,1983 dolar AS.

Harga minyak kembali naik setelah dua hari mengalami penurunan, didukung oleh prospek ekonomi yang cerah dan penurunan dolar. Minyak mentah AS naik 2,5 persen menjadi 66,02 dolar AS per barel dan Brent berada di 69,63 dolar AS per barel, naik 2,6 persen.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

2 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

7 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

9 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya