Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) meninjau destinasi wisata Waterbom Bali, Kuta, Badung, Bali, Kamis 25 Februari 2021. Kunjungan tersebut dilakukan Menparekraf Sandiaga Uno untuk mengamati penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, Environmental sustainability (CHSE) serta meninjau lokasi drive-thru vaksinasi COVID-19 yang rencananya akan dibangun di kawasan Waterbom Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta pelaku usaha mikro, kecil, menengah atau UMKM di dalam negeri untuk memasarkan produknya di platform e-commerce. Permintaan ini disampaikan setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya mengajak masyarakat meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal dan menyerukan untuk membenci produk asing.
"Jadi produk mereka bisa dibayar dengan Q-Rish dan dapat dijual di Tokopedia, Shoppe, Bukalapak, Lazada, dan market place lainnya," tutur Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Maret 2021.
Dia mengatakan produk lokal harus memperoleh dukungan dari masyarakat. Meski demikian, ia menilai penting bagi para pelaku usaha untuk beradaptasi dari sisi teknologi sehingga ke depan UMKM dapat menjadi bagian dari ekosistem marketplace modern.
Beberapa waktu lalu, Kementeriannya pun telah mencanangkan gerakan Bangga Buatan Indonesia yang mendorong UMKM lokal beralih ke pemasaran digital atau on board. Menurut Sandiaga, UMKM bisa menjadi penggerak bagi pemulihan ekonomi.
"Saya ingin mengajak semua masyarakat bersiap-siap memulihkan kegiatan ekonomi kita. Karena pandemi ini sudah satu tahun, kita butuh kabar baik untuk masyarakat dan ekonomi negara kita," tutur dia.
Presiden Jokowi sebelumnya meminta masyarakat lebih menyuarakan kampanye mencintai produk dalam negeri. Namun, hal itu saja tak cukup. Jokowi menyampaikan agar masyarakat menggaungkan benci barang luar negeri. <!--more--> Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pernyataan Jokowi itu terlontar sebagai bentuk kekecewaan terhadap adanya praktik tidak adil dalam perdagangan digital terhadap UMKM. "Bukan hanya kekecewaan beliau, tapi kekecewaan kita semua karena praktik-praktik yang tidak adil ini menyebabkan kerusakan masif bagi perkembangan UMKM,” kata Lutfi.
Lutfi sempat melaporkan bahwa praktik ketidak-adilan itu diduga dilakukan oleh perusahaan e-commerce yang mendunia. Di dalamnya terjadi predatory pricing atau harga dipatok sangat murah untuk membunuh kompetisi dan pesaing.
"Dengan demikian tidak tercapai asas perdagangan yang penting yaitu perdagangan yang adil serta membawa manfaat kepada pembeli dan penjual," ujar dia.
Laporan itu, kata Lutfi, disampaikan kepada Jokowi sekitar dua hari sebelum penyelenggaraan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan dan sempat dibicarakan sebelum acara dimulai.
Menurut Lutfi, Jokowi membenci praktik ilegal dalam perdagangan tersebut. Sebab, kondisi tersebut membuat banyak pelaku UMKM tumbang. Laporan ini juga diperkuat oleh sebuah tulisan yang dirilis lembaga internasional mengenai hancurnya kegiatan UMKM bidang fashion muslim di Indonesia.