Harga Minyak Dunia Naik ke USD 65,49 Dipicu Sentimen Pemulihan Ekonomi Global
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 1 Maret 2021 12:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia pada perdagangan Asia Senin pagi melejit seiring optimisme pemulihan ekonomi global. Keyakinan ekonomi bakal membaik itu di antaranya setelah pasar mencermati kemajuan dalam paket stimulus AS yang sangat besar dan adanya harapan meningkatnya permintaan minyak saat vaksin Covid-19 diluncurkan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei, misalnya, naik US$ 1,07 atau 1,7 persen menjadi US$ 65,49 per barel pada 00.42 GMT (07.42 WIB). Adapun kontrak April berakhir pada Jumat pekan lalu, 26 Februari 2021.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April menguat 1,8 persen atau US$ 1,1 menjadi US$ 62,6 per barel.
"Harga minyak pulih pagi ini sejalan dengan sebagian besar aset berisiko didukung RUU stimulus AS yang diloloskan DPR AS dan saat bank-bank sentral terus berusaha keras untuk menangkal pengetatan keuangan yang tersirat oleh pasar," tulis Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar global di Axi dalam catatan pada Senin, 1 Maret 2021.
Dewan Perwakilan Rakyat AS sebelumnya mengesahkan paket bantuan virus Corona senilai US$ 1,9 triliun pada Sabtu pagi pekan lalu. Partai Demokrat yang mengontrol majelis menyetujui tindakan penyisiran dengan suara mayoritas partai 219 terhadap 212 dan mengirimkannya ke Senat.
<!--more-->
Demokrat merencanakan manuver legislatif untuk memungkinkan lolosnya paket stimulus tersebut tanpa dukungan dari Partai Republik.
Selain itu, adanya berita lebih positif tentang vaksinasi virus corona dan tanda-tanda membaiknya ekonomi Asia juga mendorong harga minyak dunia. Salah satunya adalah berita tentang panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dengan suara bulat pada akhir pekan lalu merekomendasikan suntikan Covid-19 Johnson & Johnson digunakan secara luas.
Pejabat AS mengatakan pengiriman awal vaksin tersebut akan dimulai pada Ahad, 28 Februari 2021. J&J memperkirakan akan mengirimkan lebih dari 20 juta dosis pada akhir Maret dan 100 juta pada pertengahan tahun, cukup untuk memvaksinasi hampir sepertiga warga Amerika.
Sementara itu, survei swasta di Jepang menunjukkan aktivitas pabrik berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun pada Februari, menambah tanda-tanda rebound dalam pertumbuhan Asia.
Di sisi lain, investor bertaruh bahwa pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan menghasilkan lebih banyak pasokan yang kembali ke pasar dan memicu pergerakan harga minyak dunia. “Lebih banyak pasokan perlu masuk ke pasar untuk memastikan OPEC+ memenuhi permintaan tambahan dan menjaga disiplin internal tetap dalam satu baris,” kata Innes.
ANTARA
Baca: OPEC+ Sepakat Kurangi Produksi, Harga Minyak Mentah Melejit ke USD 58,46