Ada Insentif PPnBM Mobil, Ingat 4 Hal Ini Sebelum Putuskan Beli Mobil

Senin, 1 Maret 2021 11:41 WIB

Aktivitas penjualan mobil bekas di Bursa Mobil WTC Mangga Dua, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020. Penjualan mobil baru sempat menurun di awal pandemi karena penurunan daya beli dan pemberlakuan PSBB. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara resmi memberlakukan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil per hari ini, Senin, 1 Maret 2021. Kebijakan tersebut diharapkan bisa menggenjot kembali konsumsi masyarakat yang belakangan lesu akibat pandemi Covid-19.

Tawaran tersebut juga dinilai sebagian masyarakat yang bercita-cita membeli mobil tahun ini sangat menggiurkan. Relaksasi pajak sebesar 0 persen itu berlaku untuk mobil baru berkapasitas mesin 1.500 cc ke bawah yang diproduksi secara domestik dengan komposisi lokal lebih dari 70 persen.

Insentif yang diberikan pada periode Maret hingga Mei 2021 ini dinilai sebagian kalangan tentu memandang hal ini sebagai peluang emas untuk mendatang potongan harga yang cukup signifikan. Meski banyak yang langsung kepincut memanfaatkan PPnBM nol persen ini, ada baiknya memikirkannya masak-masak sebelum memutuskan pembelian mobil.

Berikut ada tiga hal yang disarankan Lifepal untuk diperhatikan sebelum mengambil keputusan tersebut.

1. Work From Home

Advertising
Advertising

Dengan pemberlakuan kerja dari rumah atau work from home (WFH) di masa pandemi secara tak langsung membuat mobilitas Anda turun secara drastis tiap harinya. Dengan begitu, mobil seharga ratusan juta rupiah tentu bukan menjadi pilihan yang tepat untuk dibeli saat ini, karena Anda belum tentu membutuhkannya.

Sebab, rendahnya mobilitas Anda akan dengan mudah terbantu oleh kendaraan umum, online, atau sepeda motor. Ditambah lagi, mobil yang tak terpakai juga membutuhkan perawatan. Apakah Anda bersedia membayar biaya-biaya perawatan, asuransi mobil, sekaligus pajak tahunannya?

2. Prioritaskan Kebutuhan Primer

Hal lain yang harus diperhatikan sebelum membeli mobil adalah jaminan kebutuhan pokok, seperti hunian, sebisa mungkin terpenuhi terlebih dahulul. Bila Anda adalah perantau yang bercita-cita menetap di satu kota dalam jangka waktu lama, pertimbangkanlah untuk membeli hunian terlebih dulu daripada mobil.

<!--more-->

Memiliki hunian tentu sangat berguna ketimbang tinggal di rumah sewa dalam waktu yang lama. Sebab, aset berupa hunian bisa dijadikan warisan yang berharga untuk istri dan anak Anda kelak. Dengan memenuhi kebutuhan pokok ini terlebih dulu, hidup Anda bisa lebih nyaman di masa yang akan datang.

3. Perhitungkan Besar Tanggungan Cicilan Utang

Potongan harga mobil yang cukup besar memang cukup menggiurkan, tapi ada baiknya Anda menghitung ulang pada akhirnya berapa besaran cicilan utang yang harus dibayarkan secara rutin per bulan?

Misalnya saat ini cicilan kartu kredit Anda setara dengan 20 persen dari pemasukan. Dengan memutuskan mengkredit mobil, cicilan utang per bulan yang dibebankan bisa bertambah 25 persen.

Dengan begitu, total cicilan utang Anda per bulan bisa melonjak menjadi 45 persen, dan bisa jadi sangat memberatkan. Sebab, cicilan utang yang dinilai cukup ideal adalah maksimal 35 persen dari pemasukan bulanan.

Makin besar cicilan yang harus dibayarkan itu bisa jadi membuat Anda kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun melakukan investasi. Terlebih bila Anda bekerja atau berbisnis di industri yang terdampak pandemi.

Jika begitu, lebih baik menunda pembelian aset mahal terlebih dulu untuk sementara waktu. Tinjaulah kesediaan dana darurat dan proteksi Anda terlebih dulu sebelum Anda memutuskan untuk membeli mobil baru.

4. Cek Kesehatan Keuangan

Kesehatan keuangan tidak hanya diukur dari jumlah utang tertunggak, cicilan, dana darurat, dan asuransi. Lebih dari itu, kesehatan keuangan juga memperhatikan soal kepemilikan jumlah aset investasi yang ideal.

Adapun pembelian mobil, baik dalam bentuk tunai atau kredit dengan memanfaatkan insentif PPnBM ini tentu akan menyebabkan berkurangnya aset lancar dalam jumlah besar di tabungan. Berkurangnya aset lancar bisa menyebabkan masalah baru dalam keuangan Anda.

BISNIS

Baca: Relaksasi PPnBM Mobil, Muhammad Lutfi: Industri Otomotif Harus Diselamatkan

Berita terkait

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

8 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

22 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

1 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

3 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya