Harga Bitcoin Melonjak 422,42 Persen Setahun, Analis Ingatkan Ada Risiko Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 27 Februari 2021 07:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengimbau calon investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi di perdagangan aset kripto, termasuk Bitcoin. Sebab, meskipun dalam setahun terakhir tren harga mata uang digital ini menguat, instrumen Bitcoin tetap mengandung risiko.
Terus meroketnya harga aset kripto hingga 422,42 persen ini pula yang kian mendorong para investor untuk memilih Bitcoin sebagai salah satu aset instrumen investasi. Berdasarkan data Bappebti, kini terdapat 3 juta investor lokal yang terlibat perdagangan aset kripto.
Kenaikan yang signifikan itu pun berhasil mengundang pembeli ritel sehingga harga semakin menguat. Selain itu, proses halving Bitcoin yang terjadi pada tahun lalu juga mendorong penguatan harga.
Halving day merupakan jadwal pengurangan reward per blok Bitcoin yang akan diterima oleh penambang atau miner Bitcoin menjadi separuhnya, atau dari semula sebesar US$ 12,5 per Bitcoin menjadi hanya US$ 6,25 per Bitcoin. Hal tersebut yang kemudian membuat koin yang beredar di pasar tidak sebanyak saat ini, sehingga harga Bitcoin terdorong naik.
<!--more-->
Meski begitu, Ariston mengingatkan, kenaikan yang sangat tinggi di Bitcoin membuka risiko kejatuhan harga yang besar juga. "Pembeli ritel harus berhati-hati. Kalau tiba-tiba pembeli besar itu merealisasikan profitnya, harga Bitcoin bisa terjun bebas,” tuturnya, Jumat, 26 Februari 2021.
Data Bloomberg pada perdagangan pukul 15.59 WIB Jumat kemarin menunjukkan harga Bitcoin terkoreksi 4,94 persen ke posisi US$ 45.707,56 atau sekitar Rp 654,9 juta (asumsi kurs Rp 14.329 per dolar AS). Aset kripto dengan kapitalisasi terbesar ini pun merosot hingga 20 persen pekan ini, atau penurunan terbesar sejak Maret 2020.
Indeks Galaxy Crypto Bloomberg yang yang melacak pergerakan aset-aset kripto seperti Bitcoin, Ether, dan tiga aset kripto lainnya juga melihat penurunan 22 persen sepanjang pekan ini. Kepala pertukaran cryptocurrency Luno wilayah Asia Pasifik Vijay Ayyar mengatakan bahwa hampir seluruh aset berisiko saat ini terpukul, mulai dari saham hingga kripto.
Ayyar menyebutkan, menguatnya Dolar AS saat ini menjadi sentimen tersendiri. "Sinyal memperkirakan penurunan Bitcoin dan aset kripto lainnya,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat, 26 Februari 2021.
BISNIS
Baca: Investasi Bitcoin Naik Daun, Ini Pendapat Fecebook, Elon Musk, hingga Bill Gates