KLHK: Pulau Muang di Taman Nasional Komodo Boleh Dikunjungi Tamu G20

Sabtu, 20 Februari 2021 05:04 WIB

Seekor komodo berada dalam pengawasan penjaga di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Sementara di Pulau Komodo populasinya berjumlah sekitar 1.300 ekor. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengatakan Pulau Muang di kawasan Taman Nasional Komodo boleh dikunjungi oleh tamu G20. Pulau Muang merupakan habitat burung kakatua jambul kuning.

“Pulau Muang itu bisa dikunjungi secara terbatas. Itu biasanya untuk area bird watching dan jadi atraksi wisata," ujar Wiratno dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat, 19 Februari 2021.

Dalam peta Taman Nasional Komodo, Pulau Muang termasuk zona rimba. Zona ini, kata Wiratno, bisa menerima kunjungan wisatawan dalam waktu temporer atau sementara.

Wiratno memastikan KLHK tidak akan mengubah zonasi Pulau Muang sebagai area pemanfaatan. Ia menyebut pemerintah membiarkan Pulau Muang memiliki kondisi alami tanpa pembangunan.

Dalam rencana penyambutan tamu G20, Pulau Muang pun ditetapkan sebagai jalur destinasi berbasis alam atau nature tourism. “Ini yang disebut healing dan itu nilainya mahal,” katanya.

Advertising
Advertising

Pulau Muang memiliki luas 5 hektare. Lokasi pulau ini berada di antara Pulau Mori dan Pulau Rinca. International Union for Conservation of Nature mencatat di sekitar kawasan Komodo terdapat 1.113 ekor kakatua, termasuk di Pulau Muang. Jumlah ini masuk kategori kritis.

Peneliti Burung Indonesia, Tiburtius Hani, mengatakan burung kakatua sulit berkembang biak dan sensitif. “Mereka sensitif pada gangguan,” ujarnya kepada Majalah Tempo, Januari lalu.

Sebelumnya Wiratno juga memastikan pemerintah tak akan merelokasi penduduk di kawasan Taman Nasional Komodo. Rencana relokasi ini sebelumnya sempat dikhawatirkan oleh masyarakat setempat di tengah pembangunan kawasan wisata.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO

Baca: Pembangunan Taman Nasional Komodo, KLHK: Tidak Ada Penduduk yang Diusir

Berita terkait

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

2 jam lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

12 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

2 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

9 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

9 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

11 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

12 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya