Presiden Joko Widodo memberi hormat ketika memimpin upacara HUT ke-75 TNI di Istana Negara Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. Pada peringatan HUT ke-75 TNI, Presiden Joko Widodo mendukung transformasi organisasi TNI harus selalu dilakukan dengan dinamika lingkungan strategis sesuai dengan dinamika ancaman dan perkembangan teknologi militer. ANTARA FOTO/Biro Pers/Kris/handout
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta jajaran TNI dan Polri aktif mendukung iklim usaha dan investasi yang kondusif di tengah pandemi Covid-19. Jokowi mengatakan iklim usaha akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga berada di jalur positif.
“Ini penting banget, penting sekali. Berikan kepastian hukum, karena sekali lagi iklim usaha itu, iklim investasi itu sangat penting karena akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita menjadi positif,” ujar Jokowi dalam acara Pengarahan kepada Pimpinan TNI Polri, Senin, 15 Februari 2021.
Jokowi mengatakan saat ini krisis kesehatan akibat wabah masih terus berlangsung. Di saat yang sama, masyarakat membutuhkan lapangan kerja yang sebelumnya tergerus karena pandemi. Karena itu, menjaga iklim usaha dan investasi merupakan salah satu langkah yang harus dijalankan untuk menangani dampak krisis.
Selain dari sisi dunia usaha, Jokowi memerintahkan TNI dan Polri serta seluruh jajarannya mendisiplinkan protokol kesehatan. Ia meminta aparatur keamanan mendukung pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berskala mikro seperti di level desa dan kecamatan.
Jokowi mengapresiasi TNI dan Polri yang selalu berada di garda terdepan dalam penanganan setiap bencana maupun krisis. “Setiap langkah kita bukan hanya untuk menyelesaikan krisis, tetapi di setiap krisis selalu ada hikmah dan peluang. Ini yang harus kita manfaatkan untuk kemajuan bangsa,” kata dia.
Menurut dia, pemerintah kini tengah menekan dampak wabah dengan vaksinasi. Negara, kata dia, berupaya keras memperoleh vaksin Covid-19 dari berbagai negara. Adapun realisasi vaksin yang telah masuk ke Indonesia baru berasal dari Cina, yakni vaksin Sinovac yang diproduksi oleh Sinovac Biotech Ltd. <!--more--> Presiden melanjutkan, untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunal, pemerintah perlu melakukan vaksin terhadap 70 persen penduduk atau 182 juta orang. Masing-masing orang pun perlu menerima vaksinasi sebanyak dua kali sehingga setidaknya dibutuhkan 364 juta dosis vaksin.
Presiden menuturkan tidak mudah memperoleh vaksin lantaran pemerintah harus berebut dengan 215 negara yang membutuhkan vaksinasi. Dia pun sudah meminta kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat pengembangan vaksin dalam negeri, yakni Merah-Putih.
Namun, dia mengakui tidak mudah memproses vaksin lantaran membutuhkan waktu. Ia menargetkan vaksin Merah-Putih baru bisa diproduksi pada akhir tahun.
“Saya minta jajaran TNI dan Polri untuk cepat bergerak membantu vaksinasi agar segera bisa kita selesaikan. Dan saya juga minta TNI-Polri mengawal distribusi pengamanan vaksin menuju ke daerah-daerah,” kata Jokowi.