Erick Thohir: Jangan Seperti Kampanye Diadu-adu dengan Sandiaga
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 11 Februari 2021 03:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir akan mendukung kebijakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, termasuk soal rencana visa jangka panjang bagi turis asing. Erick meminta pelbagai pihak tak mengadu dirinya dengan Sandiaga seperti pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019.
“Jangan seperti kampanye diadu-adu dengan Pak Sandi, jangan lho,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual pada Rabu, 10 Februari 2021.
Pada kontestasi Pilpres dua tahun lalu, Erick berseberangan kubu dengan Sandiaga. Erick mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dan didapuk menjadi ketua tim kampanye pasangan tersebut. Sedangkan Sandiaga berpasangan dengan Prabowo Subianto menjadi petarung capres inkumben.
Setelah Sandiaga masuk ke kabinet Jokowi, ia banyak berurusan dengan kementerian yang dipimpin Erick, termasuk terkait pengembangan lima destinasi super prioritas. Erick mengaku senang dengan kebijakan-kebijakan Sandiaga yang memperhitungkan prospek ke depan, tak terkecuali soal visa jangka panjang.
Erick menyebut kebijakan visa jangka panjang tak tiba-tiba muncul karena pernah dirundingkan bersama kementerian terkait. Kebijakan ini juga digadang-gadang dapat mempengaruhi investasi yang masuk.
"Jadi saat itu memang ada pertemuan awal dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut (Luhut Binsar Pandjaitan), lalu ada Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), dan Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia), ada saya hadir, lalu Pak Menpar (Sandiaga),” ujar Erick.
<!--more-->
Erick mengatakan berbagai kementerian tinggal duduk bersama untuk saling bersinergi agar rencana kebijakan tersebut terealiasi. “Intinya saya dukung keinginan Pak Sandi yang notabene sudah didiskusikan. Saya sangat welcome, kita mendukung,” katanya.
Sandiaga Uno sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah mengeluarkan visa jangka panjang agar wisatawan asing alias wisman dapat tinggal di Indonesia hingga 5 tahun. Sandiaga menyebut wisman harus menyetor deposit hingga Rp 2,5 miliar.
“Konsepnya visa long term stay second home untuk visa 5 tahun mereka mendepositkan uang Rp 2 miliar, kalau keluarga Rp 2,5 miliar,” kata Sandiaga.
Rencana kebijakan visa jangka panjang disusun dengan mengikuti tren yang ada. Indonesia, kata Sandiaga, menyasar pebisnis dan wisman yang masuk ke Indonesia dalam waktu 3-4 bulan per tahun saat musim dingin di negara asalnya.
Menurut Sandiaga, wisman yang tinggal dalam waktu lama boleh membenamkan investasinya di Indonesia. Setelah lima tahun, turis asing ini diizinkan memperbarui kembali visanya.
Rencana kebijakan visa jangka panjang telah dirembuk bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Sandiaga berharap kebijakan tersebut akan meningkatkan kualitas pariwisata dari sisi lama kunjungan dan jumlah pengeluaran yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat.
Apalagi, tutur Sandiaga, saat ini terdapat potensi 1 miliar warga dunia yang berusia 60 tahun ke atas dengan pendapatan lebih dari US$ 1,5 triliun. Para wisman dalam kelompok tersebut memiliki kemampuan untuk berbelanja dan berwisata lebih lama.
BACA: Sandiaga Uno Dorong Pengelola Wisata Ikut Gunakan GeNose C19
FRANCISCA CHRISTY ROSANA