5 Langkah BTN hingga Raih Laba Bersih Rp 1,6 T atau Naik 6,7 Kali Lipat
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 3 Februari 2021 04:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Nixon LP Napitupulu mengklaim perseroan membukukan laba bersih Rp 1,6 triliun tahun lalu. Realisasi tersebut naik 6,7 kali lipat dari 2019.
"Laba bersih kami tumbuh sangat tinggi 671 persen didorong karena 2019 kita lakukan banyak down grade, bersih-bersih. Laba kami Rp 1,6 triliun,” katanya Rapat dengar Pendapat Komisi XI DPR, Selasa, 2 Februari 2021.
Menurut dia, BTN memiliki lima inisiatif yang dijalankan untuk mendukung kinerja dan fundamental bisnis.
Pertama, Nixon memaparkan perseroan meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan meluncurkan whistle blower sistem yang dikelola langsung oleh pihak eksternal. Perseroan juga mendapat sertifikat ISO 37001:2016 bidang kredit komersial dan bidang pengadaan.
Kedua, perseroan memperbaiki proses bisnis dengan sentralisasi proses operasional kredit konsumer. Rasio early payment default 2020 pun membaik menjadi 0,19 persen dari sebelumnya 0,46 persen. Perseroan juga mulai piloting sentralisasi proses kredit komersial dengan membangun banking center.
Ketiga, perseroan telah mendapat penguatan modal melalui penerbitan junior global bond awal tahun lalu yang mencapai US$ 300 juta. BTN juga masih menjalin kerja sama dengan JBIC, AIIB dan ADB untuk pengembangan proyek rumah milenial di daerah perkotaan.
<!--more-->
Keempat, perseroan memperbaiki kualitas kredit dengan memperluas saluran penjualan kredit macet. Penjualan kredit hapus buku tahun lalu bahkan mencapai Rp 167,6 miliar atau naik 47,8 persen secara tahunan. Perseroan juga melakukan digitalisasi proses koleksi melalui mobile collection dan digital verification.
Kelima, Nixon menyampaikan perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi dengan transformasi proses pengadaan barang dan jasa dengan sentralisasi pengadaan dan pengelolaan vendor.
Substansi layanan ke branchless banking juga membuat BTN mampu merasionalisasi beberapa outlet dan kantor cabang pembantu. Pada tahun 2020, 21 kantor cabang pembantu dan 101 kantor kas ditutup.
Tak hanya itu, Nixon menyatakan BTN juga mencatat adanya pertumbuhan aset hingga 16,2 persen menjadi Rp362,23 triliun pada 2020 sedangkan pada 2019 hanya sebesar Rp311,77 triliun.
Untuk kredit pembiayaan yang disalurkan BTN tercatat terjadi pertumbuhan 1,7 persen dari Rp255,8 triliun pada 2019 menjadi Rp260,12 triliun pada 2020.
<!--more-->
Kemudian untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) di BTN tercatat tumbuh 23,8 persen dari Rp 225,4 triliun pada 2019 menjadi Rp279,1 triliun pada 2020.
Untuk Non Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 4,24 persen, sedangkan NPL net 2,05 persen.
Nixon melanjutkan, BTN juga mengalami perbaikan rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) yakni berada di level 93,19 persen.
BISNIS I ANTARA
Baca juga: Bos BTN: Laba Bersih Rp 1,6 Triliun Sepanjang 2020