Sakti Wahyu Trenggono Nilai Illegal Fishing Jadi Persoalan Global

Selasa, 2 Februari 2021 04:21 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berada di posisi keempat anggota kabinet menteri dengan harta terbanyak. Tercatat total kekayaannya Sakti Wahyu Trenggono mencapai Rp 1.9 Triliun menurut laporan pada Januari 2020, yang didominasi surat berharga sebesar Rp 1,6 Triliun. Dia tercatat tidak memiliki utang sama sekali. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bertemu dengan Duta Besar Norwegia, Vegard Kaale. Dalam persamuhan itu, Trenggono mengatakan praktik pencurian ikan atau illegal fishing adalah persoalan global yang perlu dipecahkan bersama.

“Salah satu concern kami adalah menjaga laut kami dari praktik illegal fishing. Illegal fishing merupakan persoalan global yang perlu disikapi bersama,” kata Trenggono dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Februari 2021.

Dia mengungkapkan persoalan illegal fishing maupun penangkapan ikan secara masif alias overfishing dialami banyak negara. Menurut Trenggono, tiap negara telah memiliki kebijakan dan langkah konkret untuk memerangi pencurian ikan.

Sebab, pencurian ikan berpotensi menyebabkan biota dan ekosistem laut rusak. Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu menyatakan pelbagai negara telah memberlakukan ketentuan penelusuran produk-produk perikanan yang masuk ke negaranya.

Trenggono sepakat dengan kebijakan tersebut. Dengan begitu, kata dia, negara bisa melacak asal ikan dan proses produksinya.

Advertising
Advertising

Di samping melacak produk perikanan, penerapan teknologi untuk mengetahui pergerakan kapal-kapal pelaku illegal fishing juga penting dikedepankan. Trenggono mengajak Norwegia bekerja sama mengembangkan teknologi tersebut.

Sembari menekan praktik illegal fishing, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan pemerintah tengah fokus mengembangkan perikanan budi daya. Karena itu, ia pun membuka kemungkinan pemerintah Indonesia belajar dari Norwegia.

"Norwegia adalah salah satu negara yang sukses melakukan budi daya. Kami mau belajar. Fokus kami hanya di tiga sampai lima komoditas," ujarnya.

Sebelumnya pada November 2015, Indonesia dan Norwegia telah meneken kerja sama Joint Statement on Cooperation to Combat IUU Fishing. Kerja sama ini mencakup penanganan kasus illegal fishing secara berbarengan, pertukaran data dan informasi mengenai pergerakan kapal illegal fishing berbendera asing yang akan memasuki wilayah Indonesia, serta peningkatan kapasitas aparat penegak hukum perikanan.

Adapun Dubes Norwegia Vegard Kaale mengungkapkan bahwa praktik illegal fishing merupakan persoalan bersama. Dia berharap kedua negara dapat menjalin kerja sama, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Baca juga: Menteri Trenggono Belum Izinkan Penggunaan Cantrang di Lapangan

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

4 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

7 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

7 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

7 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

12 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

14 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

18 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya