Mendag Lutfi Fokus Dorong Ekspor Barang dan Industri Berteknologi Tinggi

Jumat, 29 Januari 2021 18:12 WIB

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Desember 2020. M Lutfi juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan di masa kepresidenan SBY. ANTARA/BPMI Setpres/Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan atau Mendag Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya fokus mendorong transformasi Indonesia menjadi negara penghasil dan pengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi. Menurutnya, dengan transformasi itu, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari ekspor barang bernilai tambah dan tidak lagi sekadar mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi.

Beberapa sektor yang konkret menunjukkan transformasi tersebut antara lain pada ekspor komoditas besi baja, kendaraan bermotor, dan perhiasan.

"Dengan transformasi ini, diharapkan dapat mencapai target perdagangan 2021 yang ditetapkan dalam rencana strategis Kemendag," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 29 Januari 2021.

Adapun, kata dia, target Kemendag yaitu pertumbuhan ekspor nonmigas 6,3 persen, serta pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) subsektor perdagangan besar dan eceran.

Menurutnya, sepuluh produk utama ekspor nonmigas Indonesia telah berkontribusi sebesar 59,8 persen terhadap kinerja ekspor nonmigas pada 2020. Di antara kesepuluh produk tersebut, ada tiga produk yang telah bertransformasi menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi, yaitu besi baja, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, dan perhiasan.

Advertising
Advertising

"Kami berkomitmen terus mendorong transformasi ini,” ujarnya.

<!--more-->

Untuk besi dan baja, Indonesia merupakan negara penghasil komoditas tersebut terbesar kedua di dunia setelah Cina. Bahkan, lebih dari 70 persen besi baja Indonesia diekspor ke Cina.

Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ke-3 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai US$ 10,85 miliar. Pertumbuhan ekspor besi baja juga cukup signifikan mencapai 46,84 persen (YoY).

“Capaian ini cukup membanggakan mengingat sebelumnya Indonesia merupakan negara pengimpor besi dan baja,” kata Lutfi.

Sementara itu, produk kendaraan bermotor dan suku cadangnya pada 2020 menempati urutan ke-6 pada
ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 4,3 persen atau senilai US$ 6,6 miliar.

“Walaupun terjadi penurunan pada sektor otomotif akibat kondisi perekonomian global yang tengah lesu terimbas dampak Covid-19, potensi ekspor kendaraan bermotor dan suku cadangnya masih sangat besar,” ujarnya.

Selain itu, komoditas perhiasan juga menjadi andalan ekspor Indonesia. Produk perhiasan pada 2020 menempati urutan ke-5 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 5,3 persen dengan nilai US$ 8,2 miliar. Hampir 80 persen produk perhiasan diekspor ke Singapura, Swiss, dan Jepang.

Pertumbuhan ekspornya juga positif, yakni mencapai 24,21 persen (YoY). Menurutnya, perhiasan menjadi sektor penting karena merupakan sektor padat karya yang melibatkan banyak pengrajin dan usaha kecil menengah (UKM).

Ekspor perhiasan yang maju menunjukkan besarnya kreativitas pengrajin Indonesia, termasuk juga dalam hal pemasarannya,” ujar Mendag.

BACA: Gugatan Uni Eropa Soal Ekspor Bijih Nikel, Mendag: RI Siap Pertahankan Posisi

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

12 jam lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

15 jam lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

1 hari lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

5 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

5 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

7 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

7 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya