Pekerja mengatur alur benang di sebuah pabrik kain skala kecil menengah di Desa Rancajigang, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Senin, 9 November 2020. Industri tekstil skala kecil akan semakin terpuruk akibat pandemi dan murahnya harga produk garmen impor. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) menganggap kemenangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjadi angin segar bagi industri tekstil dan produk tekstil di dalam negeri. Direktur Eksekutif Ikatsi Riza Muhidin mengatakan program yang ditawarkan Biden akan berpengaruh terhadap penyerapan produk-produk pakaian Indonesia.
“Momentum ini juga perlu dilihat oleh pemerintah. Harapannya Kementerian Perdagangan punya nilai tawar dengan pemerintah Amerika Serikat di bawah Joe Biden,” ucap Riza dalam keterangannya pada Kamis, 28 Januari 2021.
Biden dikabarkan bakal menggelontorkan stimulus ekonomi sebesar US$ 1,9 triliun. Stimulus ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan perekonomian Amerika sehingga pasar negara tersebut bisa segera terbuka bagi global.
Riza menilai langkah Biden tepat dan akan membuat produk tekstil Indonesia kembali laris di pasar Amerika. Bahkan, jika kondisi ekonomi membaik, ia meyakini minat Amerika terhadap tekstil Indonesia melonjak dua kali lipat.
Menyitir data Badan Pusat Statistik atau BPS, tren realisasi ekspor RI ke Amerika meningkat dari US$ 1,6 miliar menjadi US$ 1,87 miliar.
Adapun analis Kebijakan Industri dan Perdagangan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Farhan Aqil Syauqi, mengatakan pelaku industri tekstil dan produk tekstil perlu memperhatikan fluktuasi dolar. Musababnya, pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi kondisi pasar. <!--more--> Di samping itu, ia menganggap perbaikan ekonomi Amerika perlu diimbangi dengan percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia. Bila ekonomi Indonesia tak segera pulih, kondisi ini ditengarai berimbas pada harga bahan baku.
“Berbahaya juga jika pemulihan ekonomi Amerika Serikat tidak diimbangi oleh perbaikan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat berimbas pada harga bahan baku yang tidak diproduksi dalam negeri sehingga perlu di impor,” tutur Aqil terkait kemungkinan pemulihan ekonomi Amerika akibat Joe Biden menggelontorkan stimulus.