Indef Sebut Target Investasi Pemerintah Rp 5.000 Triliun Tidak Realistis

Kamis, 28 Januari 2021 21:53 WIB

Foto udara gerbang tol Keramasan di Desa Ibul Besar III, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Jumat 18 Desember 2020. Pengelola Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung - Palembang membuka gerbang Tol Keramasan agar dapat dilalui secara fungsional selama libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad berpendapat ada beberapa tantangan bagi pemerintah dalam memenuhi target investasi sebesar Rp5.000 triliun pada 2024.

Tauhid mengatakan, rencana pemerintah tersebut disusun pada saat belum merebaknya pandemi Covid-19. Tentunya akan ada perbedaan besar setelah terjadi pandemi Covid-19 yang akan mempengaruhi investasi, baik secara global maupun di dalam negeri.

“Ada perbedaan yang besar ketika penyusunan dokumen dilakukan sebelum [pertumbuhan ekonomi] terkoreksi, [target hingga 2024] menjadi tidak realistis meski target investasi di 2020 tercapai,” katanya kepada Bisnis, Kamis 28 Januari 2021.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan target investasi sebesar Rp4.983,2 triliun dari 2020 hingga 2024. Pada 2020, realisasi investasi berhasil mencapai Rp826,3 triliun. Sementara itu pada tahun ini nilai investasi ditargetkan sebesar Rp858,5 triliun. Target pada 2022, 2023, dan 2024 masing-masingnya sebesar Rp968,4 triliun, Rp1.099,8 triliun, dan Rp1.239, triliun.

Pengamat Indef menjelaskan, tercapainya target investasi pada 2020 karena BPKM gencar menyelesaikan investasi proyek yang mangkrak. Nilai proyek tersebut dinilai potensial, namun jumlah proyek mangkrak yang sudah terealisir besar pada tahun lalu akan semakin berkurang dan tidak dapat terus diandalkan pemerintah.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Dengan demikian, pemerintah harus kembali bergantung pada pola investasi yang normal. Artinya, investasi akan sangat bergntung pada situasi pemulihan ekonomi di masing-masing negara dan situasi pasar investasi asing langsung di tataran global.

Di samping itu, Tauhid mengatakan, stuktur investasi di Indonesia lebih didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sementara tren PMDN semakin mengecil dalam 5 tahun terakhir.

“Nilainya kan mengecil 5 tahun terakhir, tapi jumlah proyeknya makin banyak. Artinya susah sekarang untuk mengejar [investasi skala besar]. Mungkin hanya beberapa sektor misal pertambangan,” jelasnya.

Di sisi lain, menurutnya UU Cipta Kerja akan mendorong masuknya investasi, namun tidak menyelesaikan seluruh permasalahan yang menjadi kendala investasi di Indonesia.

Selain faktor perizinan, dia mengatakan ada faktor lain yang tidak terlalu mendukung iklim investasi, yaitu infrastruktur terutama di luar Pulau Jawa.

“[Investasi di luar Pulau Jawa] porsinya kan besar, pemerintah belum mampu menyediakan infrastruktur yang kualitasnya sama seperti di Pulau Jawa, misal pelabuhan dan penyediaan energi listrik,” tuturnya.

BACA: BKPM Bidik Capaian Investasi Rp 5.000 T hingga 2024

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

10 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

22 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

4 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

5 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

5 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya