PUPR: Proyek Tol Trans Sumatera Terancam Berhenti karena Kurang Dana Rp 60 T
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 27 Januari 2021 18:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian blakblakan menjelaskan ke anggota dewan soal proyek Tol Trans Sumatera yang terancam berhenti. Hal tersebut karena saat ini defisit bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 60 triliun.
Hedy menjelaskan, proyek tersebut agak unik karena berdasarkan Keputusan Presiden. pembangunan jalan bebas hambatan ini sepenuhnya merupakan penugasan. Skema penugasannya kepada PT Hutama Karya yakni negara membantu bukan dengan dukungan konstruksi melainkan dengan bantuan PMN.
"Setelah kita lakukan evaluasi, sampai sekarang yang telah berjalan ternyata ada defisit PMN yang belum bisa dipenuhi sebesar Rp 60 triliun," kata Hedy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021.
Dengan defisit tersebut, menurut Hedy, jika tidak segera dipenuhi PMN-nya, otomatis proyek pembangunan Tol Trans Sumatera yang sekarang berjalan pun akan berhenti. Oleh karena itu, PUPR tengah berkomunikasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menutup kekurangan Rp 60 triliun bisa dicairkan secara cepat.
Secara khusus, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR ingin memberikan dukungan konstruksi sebesar Rp 148 triliun. Tak hanya itu, kata Hedy, juga diperlukan sumber pendanaan lain untuk penyelesaian ruas jalan tol tersebut sampai dengan tahun 2024.
<!--more-->
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto sebelumnya mengatakan di masa awal pembangunan jalan tol Trans Sumatera terdapat banyak tantangan dan hambatan.
Tantangan pertama adalah adanya truk-truk yang besar yang kelebihan muatan atau over dimensi overload (odol). "Ini merusak jalan tol dan mengancam keselamatan pengguna tol. Keberadaannya tidak standar dengan jalan tol yang kami desain ini," kata Budi dalam diskusi virtual, Rabu, 25 November 2020.
Selain itu, trafik lalu lintas jalan tol Trans Sumatera masih rendah. Walhasil, hal tersebut sering kali mengundang kejahatan. Namun, saat ini perseroan menyediakan patroli setiap saat, sehingga para pengguna tol akan aman dari gangguan keamanan di sekitar tol.
Hutama Karya melalui Peraturan Presiden nomor 100 tahun 2014 dan diperbaharui dengan Perpres 117 tahun 2015 mendapatkan penugasan membangun tol Trans Sumatera. Saat ini, ruas jalan yang sudah beroperasi sepanjang 513 kilometer dan sedang dibangun sepanjang 614 kilometer.
Budi menargetkan pembangunan seluruh ruas jalan tol Trans Sumatera akan rampung pada 2024. Saat ini, perseroan sedang mengerjakan ruas jalan tol sepanjang 614 dan ditargetkan selesai pada 2022.
ANTARA | HENDARTYO HANGGI
Baca: Di Depan DPR, Hutama Karya Sebut Tol Trans Sumatera Tahap I Butuh Rp 80,5 T