Sebagian Areal Food Estate Kalteng Belum Ditanami karena Luapan Air Hujan

Reporter

Antara

Rabu, 27 Januari 2021 09:09 WIB

Jokowi meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis, 8 Oktober 2020. Presiden didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib Ismail Bin Yahya. Kris/BPMI Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah Sunarti menyatakan musim hujan menghambat pengembangan lahan di areal "food estate" di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.

"30 ribu hektare sudah selesai olah lahan sejak Desember 2020, namun ada sebagian belum bisa untuk menanam karena kondisi airnya dalam atau tinggi, intinya ada luapan air," katanya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa, 27 Januari 2021.

Baca Juga: Pemkot Jakarta Selatan Dirikan 10 Posko Antisipasi Pohon Tumbang, Lokasinya?

Meski demikian, Sunarti menegaskan, meski ada yang belum tanam, sebagian ada yang sudah mulai panen. Sebab begitu olah lahan selesai sebagian langsung ditanami.

Wilayah Pulang Pisau ada sekitar 100 hektare yang panen, sedangkan Kapuas awal Februari mendatang, tepatnya Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh sekitar 99 hektare padinya juga siap panen.

Adapun dari 30 ribu hektare pengembangan food estate Pulang Pisau-Kapuas, sekitar 95 persen lahannya telah tertanami dan sisanya belum."Lima persen yang belum ini bukan karena unsur kesengajaan, namun faktor alam yang kondisi airnya masih dalam, baik di Pulang Pisau dan Kapuas keduanya ada," tambahnya.

Penyedotan air di kawasan yang belum ditanami pun dinilai tidak efektif dilakukan, mengingat kondisi cuaca seperti sekarang. Untuk itu pihaknya masih menunggu perkembangan kondisi di lapangan terlebih dulu.

Kondisi tersebut menjadi evaluasi bagi pihaknya, terkait bagaimana manajemen airnya. Namun menurutnya, Insya Allah sembari melihat perkembangan cuaca ke depan apabila memungkinkan penanaman akan terus dilanjutkan.

"Katakanlah habis tanam itu gak ada hujan lima hari saja, nanti terendam itu gak masalah. Kalau di awal terendam, maka pertumbuhannya akan terganggu," ungkapnya.

Selain musim hujan, hambatan juga ditemui karena adanya angin kencang, sehingga apabila varietas yang tidak kuat maka berpotensi rebah. Namun kebanyakan varietas yang digunakan cukup kuat, seperti Inpari 30 maupun 42, sedangkan sebagiannya seperti varietas hibrida yang dikembangkan sebagai perbenihan.

Berita terkait

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

3 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

10 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

21 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

2 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

2 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

3 hari lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

3 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

5 hari lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya