Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) didampingi Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19 Eko Fajar Prasetyo (tengah) mengamati kantong nafas miliknya saat dites di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 23 Januari 2021. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan mengimplementasikan penggunaaan GeNose C19 sebagai alat pendeteksi COVID-19 pada calon penumpang kereta api mulai 5 Februari 2021. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan laboratorium berjalan atau Mobile Lab Bio Safety Level 2 untuk tempat pemeriksaan spesimen tes swab PCR dapat ditempatkan di zona-zona merah dengan penyebaran Covid-19 tertinggi.
“Berdasarkan saran dari Menristek Bambang (Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro), kita dapat menaruh mobile lab ini di berbagai provinsi yang angka konfirmasi positifnya tinggi,” ujar dia dalam keterangannya, Senin, 25 Januari 2021.
Indonesia kini memiliki laboratorium berjalan atau Mobile Lab Bio Safety Level 2. Laboratorium tersebut diproduksi Kementerian Riset dan Teknologi serta Tim Gugus Tugas Riset untuk Penanganan Covid-19.
Mobile lab diklaim memiliki fasilitas yang mampu mengeluarkan hasil tes dalam waktu 4 jam. Laboratorium ini dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya karena berbentuk mobil.
Luhut mengatakan pandemi Covid-19 telah mendorong pelbagai lembaga menciptakan inovasi yang dapat mendukung upaya pemerintah menurunkan angka penyebaran wabah. Adapun pembangunan mobile lab membutuhkan biaya sebesar Rp 3-6 miliar.
Mobile lab disebut lebih terjangkau supaya dapat dibeli oleh berbagai lembaga, pemerintah daerah, serta swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Rencananya, mobile lab perdana akan dikirim ke Tangerang. <!--more--> Luhut berharap keberadaan mobile lab bisa menambah sarana laboratorium pengecekan tes Covid-19 di Indonesia sehingga angka pasien tertular virus corona dapat ditekan. “Saat ini, kita harus terus berkarya dan berinovasi dan hal ini sangat diapresiasi,” tutur dia.
Selain Mobile Lab, Kementerian Riset dan Teknologi sedang menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Horti Center (TSTH2C). TSTH2C akan menjadi pusat riset dan rekayasa serta bibit unggul tanaman herbal dan hortikultura.
“Pemerintah mendorong pembangunan herbal center bekerja sama dengan berbagai instansi, baik di dalam dan luar negeri, agar TSTH menjadi yang terbesar dan termaju di Asia,” tutur Luhut.