Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia melihat likuiditas global yang besar dibarengi dengan suku bunga yang rendah menjadi pendukung aliran modal asing masuk Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan investor yang semula menahan pembelian SBN, kini mulai meningkatkan pembelian. "Kejelasan likuiditas global yang besar, suku bunga yang rendah serta persepsi risiko yang menurun karena perbaikan ekonomi dan kelanjutan stimulus fiskal di berbagai negara itu kelihatan," ujar Perry, Jumat, 22 Januari 2021.
Kondisi ini tidak terlepas dari sentimen global yang lebih baik akibat vaksinasi yang telah dimulai dan pelantikan presiden baru AS.
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio akan mencapai US$ 19,1 miliar atau Rp 269,3 triliun.
"Ini terbesar di emerging market, kecuali Cina. Indonesia merupakan juga tujuan utama investasi portofolio Global," kata Perry.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan aliran masuk modal asing pada 2020 yang tercatat mencapai US$ 9,4 miliar. <!--more--> Selain itu, dia melihat pergerakan dolar AS tidak akan sekuat tahun sebelumnya sehingga akan memberikan perkembangan positif pada nilai tukar.
Rupiah, kata Perry, diperkirakan berpotensi menguat dan bergerak stabil seiring dengan aliran modal yang masuk ke dalam negeri.
Kemarin, Perry memperkirakan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portfolio ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia meningkat pasca pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.
Memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai US$ 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah.