Utang Luar Negeri November 2020 Rp 5.832 T, Tembus 39 Persen PDB

Jumat, 15 Januari 2021 15:58 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia per November 2020 mencapai US$ 461 miliar atau setara dengan Rp 5.832 triliun (asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS).

"Disebabkan oleh peningkatan penarikan neto utang luar negeri pemerintah," tulis Bank Indonesia (BI) dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.

Utang Rp 5.832 triliun ini mengalami kenaikan sebesar 3,9 persen (year-on-year/yoy). Ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada Oktober 2020 yang sebesar 3,3 persen yoy.

Secara rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), terjadi peningkatan pada November 2020 ini menjadi 39,1 persen. Angka ini lebih tinggi dari rasio bulan sebelumnya yang mencapai 38,8 persen.

Meski mengalami peningkatan, BI menyebut struktur utang Indonesia masih tetap sejat. "Tercermin dari besarnya pangsa utang luar negeri berjangka panjang yang mencapai 89,3 persen," tulis BI.

Advertising
Advertising

Tapi secara komposisi, belum ada perubahan dibandingkan bulan sebelumnya. Utang swasta (termasuk BUMN) masih mendominasi dengan nilai mencapai US$ 210,1 miliar. Sisanya yaitu utang publik (pemerintah dan Bank Sentral) sebesar Rp 206,5 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, utang pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Belanja prioritas yang dimaksud di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sebesar 23,8 persen dari total utang luar negeri pemerintah dan sektor konstruksi 16,6 persen.

Selain itu sektor jasa pendidikan 16,6 persen, dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,8 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 11,2 persen.

Erwin menyebutkan, pertumbuhan utang luar negeri swasta pada akhir November 2020 tumbuh 5,2 persen yoy. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,4 persen yoy.

FAJAR PEBRIANTO | BISNIS

Baca: Ekonom Ingatkan Jokowi: Pemerintah Sedang Mewariskan Utang ke Generasi Mendatang

Berita terkait

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya