2 Indikasi Dugaan Mesin Sriwijaya Air SJ 182 Masih Hidup Sebelum Membentur Air
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 12 Januari 2021 14:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya menduga mesin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih hidup saat membentur air pada 9 Januari lalu. Ada dua indikasi soal dugaan tersebut.
KNKT telah mengumpulkan data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI alias Airnav Indonesia untuk menginvestigasi kecelakaan pesawat udara Boeing 737-500, registrasi PK-CLC yang dioperasikan Sriwijaya Air pada 9 Januari lalu.
Dari data tersebut, kata Soerjanto, tercatat bahwa pesawat itu mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang ke arah barat laut. Pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, dan tercatat mulai turun.
Data terakhir pesawat tercatat pada ketinggian 250 kaki. Menurut Soerjanto, terekamnya data sampai dengan 250 kaki itu mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 Januari 2020.
Selain data tersebut, temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
Kerusakan pada fan blade, tutur Soerjanto, menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. "Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki."
<!--more-->
Saat ini, upaya pencarian black box berupa flight data recorder dan cockpit voice recorder telah menangkap sinyal dari locator becon. Soerjanto berujar dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah ditentukan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi.
"Sejak pagi hari tanggal 11 Januari 2021, tim penyelam sudah mencari di lokasi yang sudah diperkirakan. Sampai dengan sore hari, black box belum ditemukan dan pencarian masih dilakukan," kata Soerjanto.
Hingga hari ini, proses investigasi masih terus berlangsung dan KNKT akan melakukan beberapa kegiatan, antara lain melanjutkan pencarian black boc, pengumpulan data pesawat dan awak pesawat, serta melakukan beberapa wawancara dengan pihak terkait.
Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJ182 diduga jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak pukul 14.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air itu membawa 62 orang. Sebanyak 50 orang merupakan penumpang dan 12 lainnya adalah kru. Pesawat semestinya dijadwalkan tiba di Pontianak pukul 15.50 WIB.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Deretan Kendala Pencarian Black Box Sriwijaya Air SJ 182