RI Impor Jutaan Ton Kedelai, Jokowi: Tak Bisa Lagi Konvesional yang Rutinitas

Senin, 11 Januari 2021 13:00 WIB

Suasana pabrik tahu tempe di sentra produksi yang berlokasi di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis, 7 Januari 2021. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan pembangunan pertanian harus dilakukan dengan serius, terutama pada komoditas yang masih banyak bergantung kepada impor.

"Kedelai hati-hati. Jagung, hati-hati. Gula, hati-hati. ini yang masih jutaan ton. bawang putih, beras. Meskipun sudah hampir dua tahun kita tidak impor beras, saya akan lihat kondisi lapangannya apakah bisa konsisten kita lakukan untuk tahun mendatang," ujar Jokowi dalam konferensi video, Senin, 11 Januari 2020.

Jokowi meminta jajarannya untuk mencari desain yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan impor tersebut. "Menurut saya, tidak bisa kita melakukan hal-hal konvensional, yang rutinitas, monoton seperti yang dilakukan bertahun-tahun."

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah membangun kawasan pertanian berskala ekonomi atau economic scale. "Enggak bisa yang kecil-kecil lagi," ujar dia. Langkah itu saat ini diterapkan dengan pembangunan lumbung pangan atau food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan pembangunan pertanian berskala besar akan menggenjot produksi. Sehingga, harga komoditas lokal bisa bersaing dengan komoditas impor. Sebab, apabila produksi sedikit, Harga Pokok Produksi pangan lokal akan kalah dari harga impor.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Jokowi memberi contoh dua komoditas yang impornya masih tinggi, yaitu kedelai dan bawang putih. Ia mengatakan dua komoditas itu bisa tumbuh di Indonesia, namun petani enggan menanamnya.

"Karena problem dari dulu sampai sekarang, kenapa kedelai yang di Indonesia bisa tumbuh baik, kenapa petani kita tidak mau tanam, karena harganya kalah dengan kedelai impor," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, harga pokok produksi kedelai lokal masih lebih tinggi ketimbang harga impor. Karena itu, perlu produksi dalam jumlah besar agar harga kedelai lokal bisa bersaing dengan harga kedelai impor.

Persoalan sama juga terjadi pada bawang putih. Jokowi mengatakan Indonesia sempat banyak memproduksi bawang putih. Namun, sekarang, petani juga tidak mau menanam komoditas tersebut karena harganya tidak bisa bersaing dengan bawang putih impor.

"Wonosobo, dulu bawang putihnya banyak, di NTB bawang putihnya banyak, kenapa tidak bisa perluas agar bisa kalahkan harga impor, ada competitive pricenya. kalau harga tidak kompetitif, akan sulit kita bersaing," ujar Jokowi.

Baca: Ingatkan Potensi Krisis Pangan Akibat Pandemi, Jokowi Singgung Tahu Tempe

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

27 menit lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

58 menit lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

8 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

10 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

10 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

10 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

11 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

11 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

12 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya