Diprediksi Pulih Lebih Cepat, IHSG Berpotensi Tembus Level 6.300 Pekan Depan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 9 Januari 2021 07:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemulihan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level sebelum pandemi Covid-19 diperkirakan lebih cepat daripada ekspektasi pasar.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma memproyeksi pada pekan depan IHSG menembus 6.300, level yang terakhir kali dihinggapi indeks pada 14 Januari 2020.
Proyeksi itu pun muncul setelah IHSG menutup perdagangan pekan pertama 2021, Jumat, 8 Januari 2021, di level 6.257,835 menguat 1,69 persen.
Adapun, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 24 Januari 2020, atau sejak kasus Covid-19 pertama kali hadir di Indonesia. Sepanjang pekan ini, indeks telah bergerak menguat 4,66 persen.
Investor asing terpantau membukukan transaksi net buy hingga Rp 1,39 triliun. Investor asing memburu saham big caps seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) sebesar Rp 501,6 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp 269 miliar, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp 234,9 miliar.
Dia menjelaskan penguatan indeks dipicu pasar saham AS yang menutup perdagangan Kamis mencapai rekor tertinggi setelah Joe Biden disahkan menjadi Presiden AS.
<!--more-->
Pada perdagangan Kamis, Indeks Dow Jones untuk pertama kalinya parkir di level 31.000, begitu juga Nasdaq Composite yang ditutup di level 13.000, tertinggi sepanjang sejarah.
“Selain itu, harga batu bara juga menguat cukup banyak sehingga membantu indeks bergerak lebih tinggi,” ujar Suria kepada Bisnis, Jumat.
Oleh karena itu, dia masih merekomendasikan saham sektor pertambangan untuk dicermati investor saat ini. Namun, seiring dengan investor asing yang kembali memburu saham dalam negeri, maka saham blue chip juga perlu dicermati investor.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa pihaknya optimistis tren penguatan harga batu bara akan terus berlanjut seiring dengan pemulihan ekonomi secara global sehingga dapat menopang pertumbuhan kinerja perseroan tahun ini.
“Permintaan tahun ini juga sudah mengalami pemulihan dilihat dari daya serap batu bara yang semakin meningkat dari akhir 2020, baik permintaan domestik maupun ekspor,” ujar Pollo kepada Bisnis, 5 Januari 2020.
Sejalan dengan peningkatan permintaan itu, PTBA pun mengaku akan meningkatkan target volume produksi 2021 dibandingkan dengan target tahun sebelumnya.
<!--more-->
Pada 2020 PTBA menargetkan volume produksi 25,1 juta ton. Hingga kuartal III 2020 volume produksi PTBA sebesar 19,4 juta ton, turun 10 persen dibandingkan dengan kuartal III 2019.
Pollo juga menjelaskan bahwa perseroan akan terus menjalankan beberapa proyek strategis pada tahun ini, seperti pengembangan proyek PLTU Sumsel 8 dan gasifikasi batu bara.
BISNIS
Baca juga: IHSG Ditutup Menguat Menjelang Vaksinasi, Saham Telkom dan BCA Diborong Asing