Erick Thohir ke Bio Farma Soal Vaksin Covid-19: Harus Lancar Tanpa Hambatan
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 7 Januari 2021 18:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir meminta PT Bio Farma (Persero) memperkuat persiapan vaksinasi. Dia memerintahkan perusahaan pelat merah memacu kesiapan kapasitas produksi, meningkatkan kemampuan perusahaan, hingga menjamin keamanan distribusi vaksin Covid-19.
“(Vaksinasi) Harus berjalan lancar dan tanpa hambatan karena seluruh masyarakat Indonesia menaruh harapan tinggi agar program vaksinasi nasional ini berlangsung sukses," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Januari 2021.
Bio Farma mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menyediakan vaksin selama 2020-2022. Jumlah pemesanan atau firm order vaksin mencapai 329,5 juta yang berasal dari berbagai perusahaan farmasi internasional dan COVAX Facility. Selain menyediakan vaksin dari berbagai negara, Bio Farma akan memproduksi vaksin lokal, yaitu Merah Putih.
Guna memenuhi kebutuhan vaksin, Bio Farma juga menyiapkan kapasitas produksi hingga 100 juta dosis multiplatform per tahun untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Vaksin ini akan didistribusikan ke berbagai negara di dunia mulai akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022.
Saat ini, pemerintah sudah memiliki vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, sebanyak 3 juta dosis. Pada tahap awal, vaksin telah didistribusikan ke 34 provinsi sebanyak lebih dari 700 ribu dosis. Namun pemaiakannya masih menunggu izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
<!--more-->
Erick mengatakan Bio Farma siap memantau pergerakan vaksin yang sudah dikirim ke seluruh provinsi. Dia menugaskan Bio Farma untuk memastikan bahwa vaksin terjaga di ruang penyimpanan dengan suhu 2-8 derajat Celcius agar kualitasnya tidak turun.
“Jangan sampai ada kegagalan dalam penyimpanan di daerah sehingga kualitas vaksin akan menurun karena penyimpanan tidak sesuai standar,” kata Erick.
Bio Farma memiliki teknologi untuk memonitor data produksi, memantau ruang penyimpanan, hingga mengamati proses distribusi vaksin secara realtime dengan alat berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Bio Farma memanfaatkan pelbagai fitur seperti barcode dua dimensi, GPS, sensor suhu ruangan penyimpan vaksin, dan lain-lain.
Erick Thohir mengapresiasi penggunaan IoT untuk memonitor vaksin secara real-time ini. “Tidak hanya urusan penyediaan dan produksi. Yang juga menjadi misi penting Bio Farma menjaga mutu dan ketepatan waktu hingga pengiriman terakhir ke seluruh provinsi. Jangan sampai gagal. Ini demi Indonesia," ujarnya.
Bio Farma sudah meningkatkan kapasitas produksi dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis tiap tahun. Saat ini, Bio Farma telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM untuk memproduksi, menyimpan, dan mengawasi mutu 100 juta vaksin Covid-19.
Baca: Ketika Dahlan Iskan Mengapresiasi Erick Thohir