Menakar Potensi Cuan Investasi di 2021, Mulai dari SBN, Emas hingga Properti

Kamis, 7 Januari 2021 03:26 WIB

Pengunjung melakukan transaksi jual beli emas di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2020. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - The Development Bank of Singapore atau DBS Bank melihat adanya perkembangan positif terhadap investasi pada tahun ini. Chief Investment Officer DBS Bank Hou Wey Fook menuturkan perkembangan vaksin memberikan harapan bahwa ekonomi global dapat kembali pulih. Menurut Fook, hal ini terlihat dengan adanya pemulihan dalam pendapatan korporasi, kebijakan stimulus fiskal, serta suku bunga riil yang negatif dapat mendukung pemulihan perekonomian.

"DBS CIO menyarankan masyarakat untuk tetap berinvestasi dengan barbell strategy yang mana berfokus pada dua hal, yaitu pertumbuhan nilai aset dan pendapatan," tutur Fook, Rabu 6 Januari 2021. Investasi 2021

Dalam sisi pertumbuhan, DBS CIO menyarankan untuk berinvestasi terhadap perusahaan Inovator, Pembaharu (Disruptor), Pembuka Kesempatan (Enabler), dan Penyadur (Adapter) atau IDEA. Dalam waktu yang bersamaan, ujar Fook, pertumbuhan positif juga terjadi pada perusahaan "vaccine winners", yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, properti Asia, perbankan global, dan saham energi.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat tren positif obligasi masih berlanjut pada tahun ini, terutama untuk beberapa industri yang sudah mulai pulih. Namun, kata dia, rentang waktu pemulihan masing-masing emiten akan berbeda-beda, terutama yang berhubungan dengan perilaku masyarakat seperti pariwisata atau properti.

"Beberapa industri healthcare, farmasi, telekomunikasi, perbankan, otomotif, hingga komoditas sepertinya sudah kembali pada kondisi sebelum Covid-19 atau bahkan lebih baik," tutur Fikri.

Menurut Fikri, obligasi merupakan salah satu pilihan masyarakat karena dinilai sebagai investasi yang paling aman. Meski sudah ada pemulihan ekonomi, Fikri mengatakan obligasi masih tetap diminati karena pemulihan ekonomi masih memerlukan waktu. Ia berujar Surat Berharga Negara (SBN) masih akan diminati sebagai risk averse atau menjauhi risiko, baik investor domestik atau global.

<!--more-->

"Aset-aset non risk seperti obligasi dianggap punya prospek lebih baik dan aman, terlebih jika dibandingkan dengan saham yang culturenya adalah kepemilikan dan riskan untuk out perform," ujar Fikri. Adapun untuk yield SUN tenor 10 tahun, Fikri memprediksi akan berada di rentang 5,4 persen hingga 5,7 persen.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono berujar emas masih menjadi primadona dalam berinvestasi pada 2021. Walau sempat mengalami koreksi pada akhir tahun, bahkan sempat berada di level US$ 1.700-an per ons troi, Wahyu berujar nilai tersebut masih dalam level konsolidasi emas karena sudah sempat terbang sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan optimisme pasar akibat ditemukannya vaksin dan proses pemulihan ekonomi global.

"Walau tertatih dan sempat turun di bawah 1.800 per ons troi, jelas dan meyakinkan bahwa masih masih akan menguat dalam medium dan long term. Pada hari pertama trading 2021, emas pun kembali menguat signifikan di atas 1.900 per ons troi," ujar Wahyu.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah pun juga melihat bursa komoditas akan moncer tahun ini. Selama lima tahun terakhir, pergerakan perdagangan bursa komoditas dalam tren penurunan. Namun sejak akhir 2020, Piter melihat sejumlah harga komoditas mengalami perbaikan, seperti batu bara, nikel, minyak sawit mentah, hingga emas.

"Perkiraan saya harga komoditas akan bergerak cukup tinggi pada tahun ini. Pemicunya misalnya lonjakan permintaan batubara termal atau pembatasan ekspor nikel," ujar Piter.

<!--more-->

Hal senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan bursa komoditas cukup menarik karena karena tren harga komoditas yang dalam kondisi menanjak atau uptrend. "Ini juga akan menghasilkan potensi keuntungan di komoditi," kata Sukarno.

Director, Capital Markets & Investment Services Colliers International Indonesia Steve Atherton berujar mengatakan investor masih berhati-hati dan lebih selektif untuk berinvestasi di sektor properti, khususnya bagi investor asing. Properti yang masih berpeluang tumbuh adalah sektor rumah tapak dengan harga terjangkau, sektor logistik smdan data center, dan perhotelan. "Itu akan menjadi salah satu target utama bagi investor, khususnya investor asing," tutur Steve.

Baca: Jokowi: Pemulihan Ekonomi Kuncinya Investasi, Jangan Ada yang Hambat




LARISSA HUDA




Advertising
Advertising

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

14 jam lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

18 jam lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

21 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Turun Seribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Turun Seribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.319.000 per Gram

Harga emas batangan berada di posisi Rp1.320.000 per gram, kemarin.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

4 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 5.000 ke Level Rp 1.320.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 5.000 ke Level Rp 1.320.000 per Gram

Harga emas batangan Antam berada di level Rp 1.320.000.

Baca Selengkapnya