Riset LIPI Bisa Tarik Devisa, Ini Caranya

Minggu, 3 Januari 2021 09:55 WIB

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam malam penganugerahan IEYI 2019 di Tangerang Selatan, Banten, Jumat, 25 Oktober 2019. Kredit: ANTARA/Prisca Triferna

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berkomitmen untuk menunjukkan bahwa riset tidak selalu menjadi cost center, melainkan revenue center. Hal ini menyusul transformasi manajemen ditubuh lembaga riset pemerintah itu.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan instansinya akan mengeksplorasi dan mengoptimalkan berbagai aset dan konten untuk bisa menciptakan pendapatan yang bisa memberikan kontribusi langsung kepada negara ini.

“Sebagai lembaga pemerintah, kami ingin menunjukkan bahwa riset tidak selalu menjadi call center, melainkan revenue center," katanya seperti dikutip dari keterangan pers LIPI, Sabtu 2 Januari 2020.

Menurutnya, salah satu indikator kinerja peneliti khususnya peneliti senior adalah mendapatkan dana riset eksternal dari luar negeri. “Jadi riset itu tidak hanya menghabiskan uang, tetapi bisa mendatangkan devisa,” katanya.

Seperti halnya di India, melalui aktivitas riset bisa mendatangkan devisa. Pendapatan lainnya adalah apabila hasil risetnya bagus dan bisa dilisensi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendorong kolaborasi riset secara global. Terbaru, para peneliti LIPI telah menjalin kerja sama dan kolaborasi di bidang hayati dan teknik (IT dan elektro) dengan para peneliti di Belanda.

Di dalam negeri, Tempo Scan telah mengirim sinyal kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam pengembangan produk kesehatan. Dalam kunjungannya ke LIPI, Wakil Presiden Director PT Tempo Scan Made Darma Wijaya mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan peneliti LIPI dan kapasitas yang mereka miliki saat ini.

Sebagai lembaga riset pemerintah, LIPI banyak melakukan perubahan transformasi manajemen. “2020 adalah tahun terakhir LIPI melakukan seluruh perubahan transformasi manajemen riset secara total,” tandas Handoko.

Sejak awal 2018, LIPI telah melakukan dua perubahan terbesar, yaitu transformasi manajemen dan infrastruktur riset. Dua perubahan terbesar ini terkait dengan modal riset yang meliputi tiga komponen, yaitu SDM unggul, infrastruktur riset, dan tata kelola dan anggaran.

LIPI mengubah fokus anggaran yang semula lebih banyak diperuntukkan belanja barang konsumsi kemudian dialihkan menjadi belanja modal untuk memperkuat infrastruktur. Struktur biaya LIPI saat ini, sebagian besar untuk infrastruktur riset yang akan menjadi modal jangka panjang.

LIPI merekrut SDM unggul dengan kualifikasi minimal S3, termasuk diaspora. “Dengan memiliki dua modal yang kuat ini, SDM unggul dan infrastruktur yang mumpuni, para peneliti didorong untuk mencari dana eksternal untuk kegiatan risetnya,” ujarnya.

Di sisi anggaran, Handoko menargetkan rasio 1:1 antara APBN dan non-APBN. “Sudah dimulai dua tahun terakhir ini, bahkan biaya pemeliharaan dan operasional infrastruktur sudah tidak memakai APBN. APBN nya untuk biaya belanja investasi infrastruktur saja,” ujarnya.

Baca: Bank Indonesia Rilis Aturan Tentang Devisa Hasil Ekspor, Berlaku 1 Januari 2021

Berita terkait

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

4 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

6 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pembangunan jalan daerah di Provinsi Gorontalo pada hari ini, Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Taput Ajak Masyarakat Rawat Infrastruktur yang Sudah Dibangun

8 hari lalu

Bupati Taput Ajak Masyarakat Rawat Infrastruktur yang Sudah Dibangun

Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan, mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan merawat segala pembangunan yang telah dibangun pemerintah.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

10 hari lalu

Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini tengah mengerjakan pembangunan stadion, revitalisasi pasar tradisional, serta akses penunjang ke Bandara Internasional Dhoho.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Budi Arie Beberkan Alasan Uji Coba Starlink di IKN

12 hari lalu

Menkominfo Budi Arie Beberkan Alasan Uji Coba Starlink di IKN

Budi Arie berharap ketika upacara peringatan 17 Agustus di IKN, Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, Starlink sudah bisa beroperasi.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

14 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya