Tutup Tahun, Tiga Indeks Saham Wall Street Kompak Menguat

Jumat, 1 Januari 2021 10:10 WIB

Suasana di Bursa Saham Wall Street, New York. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Wall Street mengakhiri tahun penuh gejolak dengan rekor tertinggi pada Kamis 31 Desember 2020. Tiga indeks utama saham AS mencatat kenaikan tahunan yang kuat meskipun ekonomi terganggu oleh virus COVID-19, saat investor melihat perkembangan dunia pasca pandemi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 196,92 poin atau 0,65 persen menjadi ditutup di 30.606,48 poin. Indeks S&P 500 meningkat 24,03 poin atau 0,64 persen, menjadi berakhir di 3.756,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 18,28 poin atau 0,14 persen menjadi 12.888,28 poin.

Ketiga indeks utama menguat, dengan Dow dan S&P 500 meningkat di menit-menit terakhir sesi untuk mengamankan rekor tertinggi. Indeks 30 saham Dow dan S&P 500 mencatatkan rekor tertinggi penutupan mereka.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan utilitas dan keuangan masing-masing terangkat 1,59 persen dan 1,32 persen, melampaui sektor lainnya. Namun, sektor energi dan kebutuhan pokok konsumen tampak kesulitan.

Untuk tahun 2020, S&P 500 melonjak 16,3 persen, Dow naik 7,2 persen dan Nasdaq melambung 43,6 persen, yang menandai kenaikan tahunan terbesar untuk indeks teknologi berat sejak 2009.

"Untuk indeks-indeks yang luas, ini adalah tahun bullish meskipun ada kegilaan di dunia nyata," kata Mike Zigmont, kepala penelitian dan perdagangan di Harvest Volatility Management, seperti dilansir Antara, Jumat 1 Januari 2021.

Dalam satu tahun yang menandai berakhirnya pasar bullish terpanjang dalam catatan karena penguncian pemerintah yang dipicu pandemi menghantam ekonomi global, ekuitas diserbu kembali, dengan S&P 500 melesat lebih dari 66 persen dari level terendah 23 Maret, menghasilkan pasar bearish terpendek dalam sejarah.

<!--more-->

Kenaikan, yang mengirim Dow dan S&P ke rekor tertinggi untuk menutup tahun 2020 dan Nasdaq ke rekor awal pekan ini, sebagian didorong oleh stimulus fiskal dan moneter besar-besaran yang diberlakukan untuk menopang ekonomi yang terguncang akibat kejatuhan virus corona, serta kemajuan vaksin.

"Saya merasa seperti investor telah memutuskan bahwa dunia telah berubah selamanya, pandemi virus corona adalah katalisnya dan sekarang investor telah memutuskan siapa pemenangnya dan siapa yang kalah dan bergerak maju."

Namun, data pada Kamis kemarin 31 Desember 2020, adalah pengingat bahwa ekonomi masih memiliki pemulihan yang panjang ke depan ketika klaim pengangguran awal mingguan, sementara menurun untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 787.000, tetap jauh di atas puncak Resesi Hebat 2007-2009.

Teknologi dan consumer discretionary adalah sektor dengan kinerja terbaik pada 2020, sementara energi, yang tertinggal selama dekade terakhir, sekali lagi menjadi yang terlemah dari 11 sektor S&P utama pada 2020 dalam perjalanan menuju kinerja tahunan terburuk yang pernah ada.

Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon dan Apple membantu mengangkat S&P 500 dan Nasdaq, serta termasuk nama-nama yang diuntungkan dari lingkungan perintah "work from home", seperti pengecer daring ETSY Inc dan platform pembayaran digital PayPal .

Saham Tesla yang ditambahkan ke indeks acuan S&P pada 21 Desember, melejit 743 persen pada 2020.

Baca: IHSG Berpeluang Menguat Ikuti Kenaikan Bursa Amerika Serikat

Advertising
Advertising

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

4 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

5 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

8 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya