Pabrik Baterai Mobil Listrik 142 Triliun Ditargetkan Dibangun di Semester I 2021
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 30 Desember 2020 13:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia menargetkan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek industri sel baterai mobil listrik terintegrasi dilakukan di semester I 2020. Proyek tersebut akan dieksekusi oleh LG Energy Solution Ltd bekerja sama dengan Konsorsium Badan Usaha Milik Negara.
"Doakan ini tidak akan lama. Kemungkinan besar akan dilakukan grounbreaking pada semester pertama 2021. Ini bukan MoU-MoU-an, enggak. Tahun 2021 semester pertama, insyaaAllah tahap pertama akan dimulai pembangunan pabrik," ujar Bahlil dalam konferensi video, Rabu, 30 Desember 2020.
Bahlil sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman alias MoU dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo.
MoU itu berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan atau smelter, pemurnian alias refining, serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat.
Bahlil mengatakan poin-poin yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut sudah dibahas dengan perusahaan pelat merah yang terlibat. Rencananya, pada bulan Januari 2021 akan ada penandatanganan kontrak dengan konsorsium BUMN dan pada Februari 2021 proyek bisa masuk ke tahap pertama.
<!--more-->
Kementerian BUMN telah menyiapkan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, dan PT Perusahaan Listrik Negara. MIND ID akan berkolaborasi dengan LG. Menteri BUMN Erick Thohir memastikan investasi ini berjalan dari sisi produksi dan juga memiliki pasar di dalam dan luar negeri.
Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja. Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.
Dalam realisasi investasi proyek, perusahaan patungan ini akan memprioritaskan bekerjasama dengan pengusaha nasional, pengusaha nasional yang ada di daerah dan UKM (Usaha Kecil dan Mikro) lokal yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam setiap rantai pasok. Dengan demikian diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional yang berdampak positif bagi daerah.
"Jadi, investasi ini akan menjadi model kolaborasi komplet yang melibatkan perusahaan asing dengan reputasi global, BUMN yang mumpuni, dan pelaku ekonomi swasta nasional/daerah yang kuat," ujar Bahlil.
Baca: Ridwan Kamil: Jawa Barat Provinsi Pertama Ganti Mobil Dinas dengan Mobil Listrik