Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai dan Telur Ayam Melonjak

Selasa, 29 Desember 2020 04:39 WIB

Pedagang mengangkat cabai di Pasar Kramat Jati. Jakarta. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Harga sejumlah komoditas pangan terpantau meningkat menjelang akhir tahun. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga cabai merah keriting sudah mencapai Rp59.600 per kilogram.

Padahal pada awal Desember lalu saja sudah mencapai Rp44.500 per kilogram (kg). Adapun harga cabai rawit merah dan hijau masing-masing Rp57.350/kg dan Rp50.850/kg.

"Harga cabai sampai saat ini memang sulit diturunkan. Pasokannya tidak begitu banyak, namun permintaan mulai naik. Sebulan terakhir ini harganya sudah tinggi," tutur Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Tempo, Senin 28 Desember 2020.

Abdullah mengatakan tingginya harga cabai masih berlanjut hingga awal tahun mendatang. Jika kenaikan harga terus berlanjut tanpa adanya intervensi pemerintah, kata Muslim, pasokan di pasar juga akan berkurang karena keterbatasan modal pelaku usaha.

Ditambah lagi, daya beli masyarakat yang berkurang membuat konsumsi rumah tangga juga ikut turun. "Biasanya mereka membeli 1 kilogram, akan turun jadi setengah kilogram saja," ujar Abdullah.

Ketua Asosiasi Hortikultura Indonesia Anton Muslim berpendapat seharusnya pemerintah sudah bisa mengantisipasi kenaikan harga cabai tersebut sejak awal. Pasalnya, kata Anton, kenaikan harga pangan pada penghujung tahun itu memiliki pola yang hampir sama setiap tahunnya, yaitu peningkatan kebutuhan untuk perayaan Natal, Tahun Baru, dan libur panjang.

Dalam kondisi itu, Anton mengimbuhkan seharusnya pemerintah tidak menyerahkan harga pada mekanisme pasar. Belum lagi, kata Anton, ada faktor musim hujan yang berpotensi menggerus produksi atau pun gagal panen. Hal itu menyebabkan stok pasar berkurang sehingga harga melonjak. "Itu faktor alamiah. Namun, jangan sampai dampak tersebut dijadikan alasan untuk membuka keran untuk impor," tutur Anton.

<!--more-->

Kepala Bidang Harga Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Inti Pertiwi berujar rendahnya produksi cabai dalam negeri membuat pasokan di pasar tak bisa memenuhi tingginya permintaan masyarakat.

Menurut dia, berkurangnya pasokan cabai saat ini merupakan imbas dari kerugian besar-besaran yang dialami petani cabai pada saat harga anjlok beberapa bulan lalu sehingga petani tak punya cukup modal untuk menanam kembali.

Inti mengatakan, penutupan hotel, restoran, dan kafe (horeka), serta pasar tradisional di masa pandemi untuk menekan transmisi virus corona, telah menyebabkan penyerapan produksi cabai turun 90 persen."Kami intervensi dari sisi distribusi komoditas yang dihasilkan oleh petani yang akan dikirim ke pasar sebagai langkah jangka pendek," ujat Inti.

Menurut Inti, harga cabai diprediksi pada pekan ketiga Januari akan mulai turun. Puncaknya kenaikan harga pada Januari terjadi karena masa panen di Jawa Timur sudah memasuki masa akhir pemetikan. Nanti, meski begitu pada akhir Januari diperkirakan wilayah Jawa Tengah akan memasuki musim panen sehingga harganya akan.

"Kalau pemerintah turun tangan dari awal tahun nanti untuk distribusi dan menahan harga tinggi, maka harga akan lebih landai lewat kebijakan harga dari wilayah produksi ke konsumsi," tutur Inti.

Selain cabai, Inti berujar harga komoditas telur ayam juga mengalami kenaikan, yaitu rata-rata nasional masih berkisar Rp28.000/kg. Menurut dia, kenaikan harga telur terjadi sejak beberapa bulan terakhir karena kenaikan permintaan selama pandemi. "Karena telur lebih mudah dijangkau oleh masyarakat semasa pandemi sehingga permintaannya naik," kata Inti.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra berujar harga telur disebabkan keterbatasan pasokan di saat permintaan naik. Konsumsi telur biasanya 14,7 kg per kapita naik menjadi 18,7 kg kapita atau naik 27 persen. Sementara itu, produksi telur menurun di saat bersamaan.

Keterbatasan pasokan telur ayam ini, ujar Syailendra, merupakan imbas dari importasi grandparent stock (gps) untuk bibit pada 2018 diturunkan menjadi 25 ribu bibit.

"Adapun produksinya dibutuhkan waktu 95-100 pekan sehingga dampaknya terasa di 2020. Pada 2019 importasi sudah 31 ribu bibit, sehingga diperkirakan pasokan pada 2021 akan naik kembali," tutur Syailendra.

Syailendra mencatat kekurangan telur hingga Desember ini mencapai 8.901 ton. Selain itu, kenaikan harga telur juga diakibatkan lonjakan harga impor kedelai yang dijadikan pakan ayam sehingga harga a day old chicken (DOC) ikut naik.

Baca: Libur Natal dan Tahun Baru 2021, Mentan Sebut Stok Pangan Aman


LARISSA HUDA

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

13 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

17 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

20 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

24 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

24 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

28 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

30 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

36 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya