Ekonomi Global Diprediksi Pulih di 2021, Kemendag Yakin Kinerja Ekspor Membaik

Minggu, 27 Desember 2020 14:15 WIB

Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan optimistis kinerja ekspor pada 2021 dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan 2020. Surplus neraca perdagangan pun diperkirakan akan kembali dinikmati Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Oke Nurwan menjelaskan bahwa kinerja ekspor akan didorong oleh perekonomian global pada 2021 yang diprediksi akan tumbuh positif karena memasuki masa pemulihan.

Mengutip World Economic Outlook yang dirilis International Monetary Fund (IMF) pada Oktober, Oke mengatakan perekonomian dunia bisa tumbuh 5,2 persen setelah diramal terkoreksi 4,4 persen pada 2020.

“Apalagi dengan dimulainya vaksinasi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat yang akan menambah optimisme Covid-19 akan cepat diatasi sehingga kegiatan ekonomi dan perdagangan dapat terakselerasi,” kata Oke kepada Bisnis.com, Sabtu 26 Desember 2020.

Oke mengatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik akan mendorong permintaan pada produk ekspor RI. Selain itu, pasar utama seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat pun telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih cepat. Ketiga negara tersebut tercatat berkontribusi sebesar 41,5 persen terhadap total nilai ekspor Indonesia ke dunia selama Januari-November 2020.

Advertising
Advertising

Selain permintaan pada produk ekspor yang akan digenjot pemulihan ekonomi, harga sejumlah komoditas yang memiliki sumbangan besar pada ekspor pun diyakini akan meningkat. Oke mengatakan harga rata-rata internasional komoditas energi akan naik 9,3 persen secara tahunan dan komoditas nonenergi naik 1,7 persen.

<!--more-->

“Kenaikan harga energi akan kembali meningkatkan kinerja ekspor Indonesia, terutama batu bara yang memiliki kontribusi relatif besar terhadap total ekspor,” lanjutnya.

Ekspor bahan bakar mineral RI memang terkoreksi akibat harga yang turun dan melemahnya permintaan. Data BPS menunjukkan ekspor bahan bakar mineral terkoreksi 25,32 persen sepanjang Januari-Oktober 2020 dengan nilai US$14,03 miliar dengan kontribusi pada total ekspor nonmigas sebesar 11,23 persen.

Permintaan pada produk ekspor RI yang membaik dan harga komoditas yang terjaga diyakini bakal kembali membawa neraca dagang ke posisi surplus. Meskipun impor disebut Oke akan perlahan pulih akibat peningkatan aktivitas industri, dia meyakini ekspor tetap akan tumbuh karena impor sebagian dilakukan untuk bahan baku tujuan ekspor.

“Secara historis defisit neraca perdagangan terjadi karena tingginya defisit sektor migas. Sementara nonmigas selalu surplus,” kata Oke.

Ekspor nonmigas RI sepanjang Januari-November 2020 sendiri terkoreksi 2,18 persen dari US$142,60 miliar pada tahun lalu menjadi US$139,49 miliar. Namun capaian ini telah melampaui target ekspor nonmigas yang direvisi pemerintah yang dipatok US$130 miliar untuk tahun ini.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun sebelumnya menyampaikan bahwa kinerja ekspor akan menjadi salah sumber pertumbuhan ekonomi RI hingga 4,8 persen sampai 5,8 persen pada 2021. Dia mengatakan kinerja ini akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama seperti China yang diperkirakan tumbuh 7,8 persen dan Amerika Serikat yang diprediksi naik 4,3 persen.

Baca: Indonesia Ekspor Ratusan Domba Hidup ke Brunei Darussalam

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

52 menit lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

2 jam lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

10 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

10 jam lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

11 jam lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

5 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya