PGN Serap Belanja Modal Rp 2,39 Triliun hingga Oktober 2020

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 22 Desember 2020 19:00 WIB

Para pengemudi angkutan umum tengah mengantre pengisian bahan bakar gas di SPGB kawasan Pluit, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mencatat laba bersih sepanjang semester I 2019 turun 69,87% menjadi US$ 54,04 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN menyerap belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 168 juta dalam 10 bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut setara sekitar Rp 2,39 triliun dengan kurs Rp 14.226.

Berdasarkan laporan bulanan di laman resmi perseroan, dikutip Selasa, 22 Desember 2020, serapan belanja modal emiten berkode saham PGAS itu terdiri atas US$ 77 juta untuk bisnis upstream atau sekitar 46 persen, sebesar US$ 88 juta untuk bisnis downstream atau setara 56 persen dari capex. Sedangkan sisanya sebesar US$ 3 juta untuk bisnis supporting.

D
i bisnis upstream, capex telah digunakan untuk mengembangkan blok minyak dan gas atau migas yang sudah ada, termasuk proyek West Pangkah dan lapangan Sidayu.

S
ementara itu, di bisnis upstream, capex digunakan untuk pengembangan pipa minyak Rokan. Selanjutnya pengembangan pipa transmisi gas Gresik ke Semarang, pengembangan pipa distribusi, dan pengembangan pipa distribusi Kuala Tanjung. Selain itu, di bisnis supporting capex digunakan untuk pengembangan serat optik.

A
dapun, serapan capex PGAS hingga Oktober 2020 tersebut masih jauh dari target capex 2020 perseroan sebesar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta.

PGAS sebelumnya menargetkan capex sebesar US$ 500 juta hingga US$ 700 juta, tetapi dipangkas seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

D
i sisi lain, hingga kuartal III 2020, PGAS membukukan pendapatan US$ 2,15 miliar per 30 September 2020. Realisasi itu turun 23,49 persen dari US$ 2,81 miliar periode yang sama tahun lalu.
<!--more-->
Selain itu, PGAS membukukan laba bersih US$ 53,35 juta pada kuartal III 2020. Pencapaian itu turun 58 persen dibandingkan dengan US$ 129,10 juta per 30 September 2019.

Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan pencapaian kinerja keuangan kuartal III 2020 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian yang saat ini masih belum pulih. Pihaknya menyebut dampak pandemi Covid-19 masih berlanjut sehingga belum meningkatkan permintaan gas bumi.

Selain itu, lanjut dia, harga migas dunia masih belum naik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga masih fluktuatif.

"Triple shock tersebut berpengaruh kepada bisnis PGN yaitu demand terhadap gas bumi, sektor hulu yang tergantung pada market terutama harga minyak dan gas, serta harga LNG,” papar dia.

Arie menjelaskan bahwa kondisi keuangan perseroan saat ini dalam kondisi cukup baik. Posisi kas dan setara kas senilai US$ 1,19 miliar per 30 September 2020. Posisi itu menurutnya lebih baik dibandingkan dengan posisi US$ 1,04 miliar per 31 Desember 2020.

BISNIS

Baca juga:
PGN Bukukan Laba Bersih Triwulan III 2020 Rp 780,68 Miliar

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

1 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

8 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

12 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

44 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

44 hari lalu

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

29 Februari 2024

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

Pertamina EP menyebut temuan cadangan migas di Jawa Barat masih dalam evaluasi teknis, sehingga jadwal produksinya masih tentatif.

Baca Selengkapnya

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

15 Februari 2024

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

Peningkatan impor nonmigas didorong oleh peningkatan komoditas mesin peralatan mekanis dan bagiannya dengan andil peningkatan 2,55 persen.

Baca Selengkapnya

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

15 Februari 2024

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Prabumulih akan Lakukan Pengeboran di 22 Titik Sumur

28 Januari 2024

Pertamina EP Prabumulih akan Lakukan Pengeboran di 22 Titik Sumur

PT Pertamina EP (PEP) Zona 4 Prabumulih Field berhasil menyelesaikan pengeboran sumur PMN 12, 13, 14, pada Jumat, 18 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Venezuelan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Sektor Migas

27 Januari 2024

Indonesia-Venezuelan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Sektor Migas

Kerja sama strategis di sektor minyak dan gas bumi (Migas) antara Indonesia dan Venezuela mencapai tonggak baru.

Baca Selengkapnya