PLTS Terapung Cirata Mulai Dibangun Tahun 2021, Terbesar di Asia Tenggara
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 17 Desember 2020 21:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS akan mulai dibangun di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2021. “Ini salah satu project solar panel yang terbesar di Asia Tenggara, besarannya adalah 145 megawatt. Ini adalah betul- betul pembangkit listrik yang ramah lingkungan,” kata Sekretaris Daerah Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, dikutip dari rilis, Kamis, 17 Desember 2020.
Kick Off Ceremony dari pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 145 MW sekaligus meresmikan penunjukan waduk Cirata sebagai lokasi pembangunan PLTS terapung pertama di Indonesia. Acara itu juga dihadiri Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, serta Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aries Indanato.
Pembangunan PLTS nantinya akan digarap oleh anak konsorsium PT Pembangkit Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PSME). Konsorsium tersebut beranggotakan anak usaha PT PLN, yakni PT Pembangkit Jawa-Bali Investasi (PJBi), yang menggandeng Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA). PJBi mengambil porsi saham 51 persen, dan Masdar 49 persen. Investasi PLTSA terapung di Waduk Cirata menembus US$ 129 juta.
Setiawan mengatakan, pembangunan PLTS terapung tersebut sekaligus menjadi proyek menyokong reduksi emisi karbon merujuk Paris Agreement, persettujuan dalam kerangka UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang berlaku tahun ini. “Kita mempunyai agreement, yakni 'Paris Agreement,' yang kita harus menurunkan emisi karbon. Ini adalah salah satunya yang ramah lingkungan yang pertama kali,” kata dia.
<!--more-->
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek PLTS terapung tersebut bagian dari pengembangan energi surya di Indonesia yang ditaksir menyimpan potensi hingga 207 Giga Watt (GW). Indonesia saat ini baru memanfaatkan energi surya dengan kapasitas 150 Mega Watt (MW).
Pengembangan PLTS Terapung Cirata ini, kata Dadan, merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dengan UEA. "Kami harap proyek ini jadi inspirasi perusahaan besar lainnya untuk kontribusi dalam pemanfaatan EBT (Energi Baru Terbarukan) khususnya surya,” tuturnya.
Adapun Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aries Indanato mengatakan, proyek PLTS terapung di Waduk Cirata merupakan salah satu komitmen investasi yang diteken di selai kunjungan Presiden Joko Widodo di UEA. Komitmen tersebut dilanjutkan dengan MOU antara PLN dan PT Masdar, perusahaan negara milik UEA. PLTS dengan kapasitas 145 MW yang akan dibangun tersebut merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Sedangkan CEO Masdar Mohammad Jameel Al Ramahi mengatakan, proyek PLTS tersebut merupakan proyek strategis. “Proyek ini merupakan usaha patungan pertama kami di wilayah ini. Masdar aktif di lebih dari 30 negara dengan kapasitas terpasang sekitar 11 GW di seluruh dunia,” ucapnya.
Baca: Kementerian ESDM Optimistis Target 1 Juta PLTS Atap Tercapai