Vaksin Gratis hingga Perundingan Brexit Bikin Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 17 Desember 2020 15:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 17 poin di level Rp 14.107 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis, 17 Desember 2020. Sehari sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp 14.124 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu sentimen positif yang memengaruhi nilai tukar pada hari ini berasal dari dalam negeri setelah Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan menggratiskan vaksin covid-19 kepada masyarakat.
"Kabar tersebut disambut baik pelaku pasar, setidaknya pengeluaran masyarakat untuk vaksinasi menjadi nol, dan bisa dialihkan untuk konsumsi lainnya. Konsumsi masyarakat sendiri merupakan kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi," ujar Ibrahim.
Sebelumnya Jokowi memutuskan untuk memberi vaksin secara gratis kepada masyarakat setelah meneruma banyak masukan dan menghitung ulang keuangan negara. Jokowi pun memerintahkan kepada seluruh jajaran kabinet dan pemerintah daerah memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021.
Selain itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75 persen.
Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5 persen di 2021.
<!--more-->
Dari luar negeri, Ibrahim melihat para pelaku pasar merespons positif keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan mempertahankan suku bunga acuan di bawah 0,25 persen dalam waktu yang lama.
Federal Reserve (The Fed) juga berkomitmen menjaga kebijakan pelonggaran kuantitatif. Lembaga yang dipimpin Jerome Powell ini menyiapkan dana US$ 120 miliar per bulan untuk membanjiri pasar dengan likuiditas, dengan membeli surat utang.
Disamping itu kabar stimulus fiskal di AS yang menemui titik terang. Titik terang mulai terlihat dari pembahasan stimulus fiskal di AS setelah Partai Demokrat dan Partai Republik merilis proposal senilai US$ 908 miliar Senin lalu. Partai Demokrat saat ini menguasai House of Representative (DPR) sementara Partai Republik menguasai Senat, hal ini yang membuat penambahan stimulus terus mengalami tarik ulur.
"Kabar baiknya, para ketua mayoritas dan minoritas di masing-masing "kamar" tersebut kini sudah bertemu dan sedang melakukan perundingan," kata Ibrahim.
Selain itu, Ibrahim menyebut kabar baik lainnya datang dari perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Untuk diketahui, Inggris saat ini masih dalam masa transisi Brexit yang berakhir pada 31 Desember nanti. Jika sampai batas waktu tersebut belum tercapai kesepakatan, maka akan terjadi hard Brexit yang ditakutkan membuat perekonomian Inggris merosot, dan menyeret Eropa.
Perundingan antara Inggris dan Uni Eropa akhirnya menemukan titik terang. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan sudah ada jalan menuju deal Brexit, dan beberapa hari ke depan akan menjadi penting.
Baca: Bank Indonesia Catat Modal Asing Keluar Rp 142,5 T selama 2020