Bank Syariah Indonesia Ditargetkan Akses Pasar Sukuk Global, Ini Tujuannya
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 16 Desember 2020 15:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menargetkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dapat mengakses pasar sukuk global. Bank hasil penggabungan tiga himpunan bank milik negara (Himbara) itu diharapkan membantu perusahaan-perusahaan dalam negeri memperoleh investor, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur.
“Kita memahami indonesia merupakan negara yang sangat membutuhkan untuk pendanaan membangun infrastruktur. Selama ini kita telah banyak menggunakan produk syariah yang cocok untuk pembangunan infrastruktur,” ujar Kartika dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu, 16 Desember 2020.
Bank Syariah Indonesia merupakan hasil konsolidasi PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Ketiga perusahaan telah menandatangani akta penggabungan bank.
Kartika mengatakan Bank Syariah Indonesia akan mulai efektif beroperasi pada 1 Februari 2021. Secara paralel, pengoperasian bank akan dibarengi dengan proses integrasi layanan.
Adapun merger Bank Syariah Indonesia dianggap dapat menjadi penguat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar. Bank digadang-gadang bisa menjadi platform untuk meningkatkan ekonomi Islam.
<!--more-->
Bank Syariah Indonesia akan menggabungkan aset tiga bank hingga mencapai Rp 214,6 triliun dan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Jumlah tersebut menempatkan perusahaan berada dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.
“Potensi pasarnya akan bisa menembus sepuluh besar di pasar global 2025. Kemudian, jangkauan cabang dan pegawainya pun pertambahannya akan jauh di atas bank konvensional,” ucap Kartika.
Berdasarkan pengumuman perusahaan, bank hasil merger memiliki sepuluh direktur. Masing-masing menempati posisi direktur utama, dua posisi wakil direktur utama, direktur wholesale & transaction banking, retail banking, sales & distribution, information technology & operations, risk management, compliance & human capital, serta finance & strateg.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB kemarin, Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia. Kery adalah Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN dan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri.
Baca: Resmi, Ini Nama Baru Bank Syariah Hasil Merger Tiga Bank BUMN