Trending Bisnis: Dari Susi Pudjiastuti dan Deddy Corbuzier hingga Orang Terkaya
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 12 Desember 2020 06:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita trending ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat, 11 Desember 2020, dimulai dari pertemuan antara mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan selebritas Deddy Corbuzier hingga tiga tokoh baru di dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang baru saja dirilis oleh Forbes.
Adapula berita tentang nama bank hasil merger tiga bank BUMN yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan Robert Budi Hartono serta Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Tanah Air versi Forbes.
1. Temui Susi Pudjiastuti, Deddy Corbuzier: Saya Dimarah-marahin, Diomel-omelin
Perseteruan antara mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan selebritas Deddy Corbuzier memasuki babak baru setelah keduanya bertemu baru-baru ini.
Pertemuan keduanya terekam dalam video berdurasi 12 detik yang ditayangkan akun twitter @corbuzier. "@susipudjiastuti saya nunggu dimasakin steak. thank you for the dinner last night!!!!," kata Deddy seperti dikutip dari akun Twitternya, Kamis petang, 10 Desember 2020.
Dalam video pendek itu, Deddy yang mengenakan sweater berwarna hitam dan abu tersebut mengaku disemprot oleh Susi Pudjiastuti setelah menayangkan konten podcast soal lobster yang diunggah di kanal YouTube miliknya beberapa waktu lalu.
"Saya kemarin dimarah-marahin di twitter. Saya diomel-omelin. Luar biasa," ujar Deddy. Susi lalu menimpali, "Belum tahu, ya."
Pertemuan keduanya berlangsung cukup cair. Deddy dan Susi tampak akrab sembari melemparkan candaan satu sama lalin.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Resmi, Ini Nama Baru Bank Syariah Hasil Merger Tiga Bank BUMN
Konsolidasi tiga bank syariah yang terdiri atas PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah telah menetapkan nama sebagai hasil merger perusahaan. Nama bank hasil merger tiga bank BUMN tersebut ialah PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
"Identitas baru ini semakin memicu semangat kami untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin dan mulai beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat," tutur Direktur Utama BRISyariah Ngatari dalam keterangannya, Jumat, 11 Desember 2020.
Selain menetapkan nama, konsolidasi tiga bank turut mematangkan perubahan struktur dan logo perusahaan. Penetapan atas adanya perubahan ini diumumkan dalam Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha.
Berdasarkan pengumuman perusahaan, bank hasil merger akan memiliki sepuluh direktur. Masing-masing menempati posisi direktur utama, dua posisi wakil direktur utama, direktur wholesale & transaction banking, retail banking, sales & distribution, information technology & operations, risk management, compliance & human capital, serta finance & strateg.
Nama-nama pihak yang mengisi kursi direksi, dewan komisaris, dan dewan pengawas syariah (DPS) bank hasil penggabungan akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 15 Desember. Para pemimpin akan mengupayakan bank hasil penggabungan menjadi bank syariah terbesar di kancah global.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Forbes Rilis Daftar 50 Orang Terkaya di RI, Budi Hartono Masih di Nomor Satu
Majalah Forbes telah merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Dalam daftar yang dirilis pada Rabu, 9 Desember 2020, itu disebutkan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Tanah Air.
Berdasarkan keterangan dari Forbes Asia pada Kamis, 10 Desember 2020, kakak-beradik pemilik grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk, (BBCA) tersebut mengumpulkan total kekayaan sebesar US$ 38,8 miliar atau setara dengan Rp 546,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.094 per dolar AS).
Berikutnya adalah keluarga Widjaja yang berhasil bertahan di urutan kedua. Keluarga pemilik grup Sinar Mas tersebut berhasil menambah kekayaannya sebanyak US$ 2,3 miliar pada 2020 menjadi US$ 11,9 miliar atau sekitar Rp 167,7 triliun.
Sementara pada urutan ketiga adalah pemilik emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk .(TPIA) Prajogo Pangestu dengan total kekayaan US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85 triliun. Pada tahun ini, Forbes mencatat jumlah kekayaan Prajogo terkontraksi 21 persen seiring dengan kondisi pasar petrokimia yang lesu.
Selanjutnya, di posisi keempat ada Anthoni Salim dengan grup usaha Salim bertengger di posisi keempat dengan nilai kekayaan US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun atau naik dibanding tahun lalu sebesar US$ 5,5 miliar. Sedangkan pemilik Indorama group, Sri Prakash Lohia melengkapi lima besar orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan US$ 5,6 miliar atau sekitar Rp 78,9 triliun.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. 3 Wajah Baru di Daftar Orang Terkaya RI Versi Forbes, Siapa Saja Mereka?
Di dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang baru saja dirilis oleh Forbes terdapat tiga tokoh baru. Siapa saja mereka?
1. Wijono dan Hermanto Tanoko
Tokoh baru pertama di daftar tersebut adalah pemilik perusahaan cat Avia Avian, Wijono dan Hermanto Tanoko di urutan ke-39. Mereka memiliki total kekayaan US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun.
Masuknya dua nama tersebut di daftar orang terkaya membuktikan bahwa tak semua bisnis terpukul oleh pandemi Covid-19. Salah satunya adalah perusahaan cat yang dikenal dengan merek Avian malah mencatatkan pertumbuhan penjualan.
Hal ini tak lepas dari perubahan strategi bisnis yang terbukti manjur. "Dengan rencana bisnis yang terus disesuaikan setiap bulan, pertumbuhan bisnis Avian masih sama year to date seperti pada 2019," kata Presiden Komisaris PT Avia Avian, Hermanto Tanoko, dalam acara perilisan Harian DI's Way besutan Dahlan Iskan, awal Juli 2020 lalu.
Hermanto tak memperinci berapa besaran pertumbuhan yang dicapai Avian, namun di tengah tantangan pandemi, dia mengatakan perusahaan telah mengubah orientasi dengan berlandas pada visi "Stop Selling, Start Helping". Perubahan orientasi ini menunjukkan bahwa orientasi perusahaan tak hanya pada nilai penjualan tapi juga bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen selama pandemi.
Bisnis Avian lahir dari sebuah cat toko di Malang yang dikelola oleh sang ayah, Soetikno Tanoko. Toko tersebut merupakan cikal bakal dari PT Avia Avian yang kini telah berusia 41 tahun. Selain mengelola bisnis turunan sang ayah, Hermanto juga berjibaku di lini bisnis lain, mulai dari properti sampai produksi makanan dan minuman. Gurita bisnis itu antara lain hotel berbintang lima Vasa dan Tanobel Food yang menaungi beberapa produk consumer goods.
Baca berita selengkapnya di sini.