KLHK Sebut Tiga Kendala Masyarakat Sulit Beralih dari Pertalite dan Premium

Jumat, 11 Desember 2020 13:59 WIB

Perugas mengisi bahan bakar Pertamax Plus pada kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina kawasan Otista, Jakarta (26/8). Tempo/Aditia noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago mengemukakan tiga alasan sulitnya masyarakat beralih ke penggunaan bahan bakar minyak atau BBM ramah lingkungan. Pertama, kata dia, harga BBM dengan kadar oktan tinggi jauh lebih mahal.

“BBM ramah lingkungan seperti Pertamax 92, Pertamax Turbo, dan Dex lebih mahal dibanding BBM kualitas rendah seperti Premium, Pertalite, dan Solar,” ujar Dasrul dalam diskusi bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Juma, 11 Desember 2020.

Harga yang lebih tinggi membuat minat masyarakat terhadap pembelian BBM dengan oktan lebih dari 92 cenderung lemah. Pada 2019, KLHK mencatat penjualan BBM Pertamax Turbo hanya 0,6 persen. Sedangkan persentase penjualan Pertamax RON 92 hanya 11,3 persen.

Sebaliknya, penjualan BBM jenis Pertalite (RON 90) justru merajai dengan angka mencapai 55 persen. Sementara itu, penjualan BBM Premium (RON 88) sedikit berada di bawahnya, yakni 33 persen.

“Masyarakat cenderung membeli BBM dengan oktan rendah meski teknologi motor sekarang sudah tidak sesuai dengan Premium, Pertalite, atau Solar,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Kendala kedua, Dasrul mengakui varian BBM di Indonesia terlalu banyak. Semestinya, jenis BBM hanya terbatas dan menyesuaikan dengan teknologi kendaraannya. Misalnya, kendaraan dengan standar emisi euro 2-3 dan kendaraan dengan standar euro 4.

<!--more-->

Adapun kendala ketiga, saat ini Dasrul mengakui stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU yang ramah lingungan masih terbatas. Sampai 31 Juni 2020, total SPBU yang menyediakan Pertamax Turbo hanya 1.058 dari total 5.752 titik. “Ini sama dengan 18 persennya,” tuturnya.

Pemerintah beberapa waktu lalu mewacanakan penghapusan BBM Premium secara bertahap yang akan dimulai pada 1 Januari 2021. Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi, penghapusan Premium merupakan keputusan tepat.

"Saatnya bagi pemerintah untuk menghapus BBM Premium dan menurunkan harga BBM Pertamax dalam waktu dekat ini," kata Fahmy.

Alasannya, kata dia, Premium termasuk jenis BBM beroktan rendah yang menghasilkan gas buang dari knalpot kendaraan bermotor dengan emisi tinggi. Jenis BBM dengan emisi tinggi termasuk tidak ramah lingkungan hingga membahayakan bagi kesehatan masyarakat.

Namun, langkah penghapusan BBM Premium di masa pandemi akan menambah beban masyarakat. Karena itu, Fahmy menyarankan PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM Pertamax. Penurunan harga bisa dilakukan lantaran tren harga harga minyak dunia masih cenderung rendah.

Baca: Kabar BBM Premium Dihapus per Januari 2021, Respons Menteri ESDM?

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

3 hari lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

4 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

10 hari lalu

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

Harga tiket ajang MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, didiskon 50 persen selama periode early bird.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

13 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

14 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

14 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

14 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

14 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

19 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi memastikan sarana dan fasilitas pelayanan kepada konsumen pasca erupsi Gunung Ruang aman.

Baca Selengkapnya