Triwulan I 2021, Toyota Berencana Rilis Pengembangan Ekowisata di Bali
Reporter
Larissa Huda
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 11 Desember 2020 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan mobil Jepang, Toyota, berencana mengembangkan proyek Electric Vehicle Smart Mobility di Bali sebagai bagian untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik dalam ekosistem eco-tourism atau ekowisata di Nusa Dua, Bali.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan untuk tahap awal pengembangan mobil listrik akan diperkenalkan untuk jasa jemput-antar dari bandara ke hotel wisatawan.
"Selain itu, juga memperkenalkan kendaraan penumpang 1-2 orang untuk disewa atau semi-car-sharing bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik," ujar Rizal kepada Tempo, Kamis 10 Desember 2020.
Menurut Rizal, pengembangan ekowisata itu bagian dari komitmen investasi Toyota senilai US$ 2 miliar untuk lima tahun ke depan dalam pengembangan kendaraan di Indonesia, termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi untuk penelitian.
Rizal berujar pengembangan ekowisata itu diharapkan bisa dirilis pada triwulan pertama tahun depan. "Ini sejalan dengan jumlah wisatawan yang diperkiraan datang pada triwulan I 2021," ujar Rizal.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy berujar target utama eco-tourism adalah untuk mempopulerkan teknologi elektrifikasi, khususnya mengenalkan dan mencoba beberapa model mobil listrik yang sudah dijual. Anton berujar, Toyota tak hanya menyiapkan mobil listrik, melainkan infrastruktur pendukung lain, salah satunya charging station.
<!--more-->
"Jadi pengalamannya lengkap tidak cuma experience elektrifikasi, tetapi juga mengunjungi lokasi lokasi khususnya di dalam area Nusa Dua," kata Anton.
Menurut Anton, Bali dipilih jadi lokasi pengembangan eco-tourism karena provinsi tersebut memiliki komitmen yang sama dalam mempopulerkan teknologi elektrifikasi. "Pemerintah Provinsi Bali juga memiliki keinginan yang sama positifnya, yang mana akhir tahun lalu mengeluarkan Peraturan Gubernur mengenai energi bersih dan Kendaraan listrik," tutur Anton.
Untuk mendukung keberlanjutan model bisnis yang berkelanjutan dan juga peningkatan ekowisata Pulau Bali, Menko Perekonomian Airlangga merekomendasikan hilirisasi produk nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik untuk pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL–BB) nasional.
Ia menekankan agar hasil produk KBL-BB tidak hanya untuk pasar domestik namun juga untuk ekspor, salah satunya ke Australia dan negara lainnya.
"Pemerintah akan memberi dukungan yang diperlukan oleh Toyota dalam rangka pengembangan KBL-BB dalam bentuk regulasi, insentif fiskal dan non fiskal," tutur Airlangga belum lama ini.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Bali/Trans Sarbagita Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Kadek Mudarta berujar Toyota pernah presentasi rencana tersebut pada awal tahun. Namun, pembicaraan tersebut masih pada tahap awal, belum ada pembahasan detail. "Itu terjadi sebelum wabah Covid-19," ujar Mudarta.
BACA: Kembangkan Mobil Listrik di RI, Toyota Siapkan Investasi Hingga Rp 28,3 Triliun
LARISSA HUDA