Analis: Sentimen Positif Vaksin Covid di Pasar Modal Segera Pudar

Rabu, 9 Desember 2020 16:21 WIB

Karyawan tengah melintas di depan layar pergerakan Indek Saham Gabungan di lantai Bursa, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. Pelemahan ini terjadi pasca gelombang aksi penolakan UU Cipta Kerja. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan sentimen positif dari vaksin Covid-19 di pasar modal Bursa Efek Indonesia tak bakal bertahan lama. Ia memperkirakan sentimen vaksin itu mulai pudar pada pekan depan.

"Saya rasa pekan depan sudah hilang efeknya. Saya enggak yakin juga besok karena naiknya terlalu tinggi kemarin, karena terlalu optimis pasar," ujar Hans kepada Tempo, Rabu, 9 Desember 2020.

Pada akhir pekan ini, ia memperkirakan emiten-emiten sektor farmasi masih akan mendapat sentimen positif dari distribusi vaksin Pfizer di Inggris. Karena itu, sentimen itu diprediksi baru akan mulai turun pada pekan depan.

Hans mengatakan sentimen dari kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac sangat positif di pasar modal beberapa hari pelakangan. Sebab, orang selama ini berekspektasi vaksin bisa menyetop masalah pandemi Covid-19.

Namun, Hans mengingatkan bahwa saat ini vaksin yang tiba pun menyisakan berbagai catatan. Catatan itu antara lain adalah fakta bahwa Sinovac masih belum merilis hasil uji klinis fase ketiga. Uji klinis vaksin bersama Bio Farma itu diperkirakan baru kelar pada Januari-Februari 2021.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Kemudian harus ke BPOM dulu penggunaan darurat, mungkin baru awal kuartal II vaksinasi. Artinya masih butuh waktu," ujar Hans. Di samping itu, pasar juga masih mempertanyakan efektivitas dan harga dari vaksin buatan produsen Cina tersebut.

Karena itu, Hans menyarankan para pelaku pasar modal untuk berhati-hati pada kondisi ini. "Di pasar keuangan saja rupiah agak sedikit tertekan, sehingga kita harus melihat ada masalah di pasar," kata dia.

Dibandingkan vaksin, ia mengatakan saat ini pasar masih menunggu perkembangan perjanjian Brexit, serta kebijakan stimulus di Amerika Serikat.

Dilansir dari Bisnis, selama dua hari awal perdagangan pekan ini saham-saham sektor farmasi seakan bergerak liar. Dari 12 saham farmasi yang melantai di bursa, 7 diantaranya ditutup pada zona hijau pada perdagangan Selasa, 8 Desember 2020.

Penguatan saham farmasi dipimpin oleh emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) dengan kenaikan sebesar 11,58 persen diikuti dengan emiten farmasi swasta PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) sebesar 10,79 persen.

<!--more-->

Saham emiten pelat merah lainnya yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga mengekor dengan penguatan sebesar 8,58 persen. Bersamaan dengan itu pula, saham emiten farmasi swasta PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) juga naik 6,09 persen.

Selain saham emiten farmasi, saham emiten distributor alat kesehatan yang memiliki produk jarum suntik sekali pakai, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) juga ikut-ikutan menguat 6,6 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin lalu, saham INAF, KAEF, PYFA dan IRRA mencatatkan kenaikan harga saham signifikan hingga diberi label auto reject atas oleh otoritas karena menguat sampai mencapai 25 persen.

Baca: Skenario Optimis, IHSG Diprediksi Tembus 7.000 di Tahun Depan

CAESAR AKBAR | BISNIS

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

49 menit lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

22 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

8 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

14 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

14 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya