Analis: Sentimen Positif Vaksin Covid di Pasar Modal Segera Pudar
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 9 Desember 2020 16:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan sentimen positif dari vaksin Covid-19 di pasar modal Bursa Efek Indonesia tak bakal bertahan lama. Ia memperkirakan sentimen vaksin itu mulai pudar pada pekan depan.
"Saya rasa pekan depan sudah hilang efeknya. Saya enggak yakin juga besok karena naiknya terlalu tinggi kemarin, karena terlalu optimis pasar," ujar Hans kepada Tempo, Rabu, 9 Desember 2020.
Pada akhir pekan ini, ia memperkirakan emiten-emiten sektor farmasi masih akan mendapat sentimen positif dari distribusi vaksin Pfizer di Inggris. Karena itu, sentimen itu diprediksi baru akan mulai turun pada pekan depan.
Hans mengatakan sentimen dari kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac sangat positif di pasar modal beberapa hari pelakangan. Sebab, orang selama ini berekspektasi vaksin bisa menyetop masalah pandemi Covid-19.
Namun, Hans mengingatkan bahwa saat ini vaksin yang tiba pun menyisakan berbagai catatan. Catatan itu antara lain adalah fakta bahwa Sinovac masih belum merilis hasil uji klinis fase ketiga. Uji klinis vaksin bersama Bio Farma itu diperkirakan baru kelar pada Januari-Februari 2021.
<!--more-->
"Kemudian harus ke BPOM dulu penggunaan darurat, mungkin baru awal kuartal II vaksinasi. Artinya masih butuh waktu," ujar Hans. Di samping itu, pasar juga masih mempertanyakan efektivitas dan harga dari vaksin buatan produsen Cina tersebut.
Karena itu, Hans menyarankan para pelaku pasar modal untuk berhati-hati pada kondisi ini. "Di pasar keuangan saja rupiah agak sedikit tertekan, sehingga kita harus melihat ada masalah di pasar," kata dia.
Dibandingkan vaksin, ia mengatakan saat ini pasar masih menunggu perkembangan perjanjian Brexit, serta kebijakan stimulus di Amerika Serikat.
Dilansir dari Bisnis, selama dua hari awal perdagangan pekan ini saham-saham sektor farmasi seakan bergerak liar. Dari 12 saham farmasi yang melantai di bursa, 7 diantaranya ditutup pada zona hijau pada perdagangan Selasa, 8 Desember 2020.
Penguatan saham farmasi dipimpin oleh emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) dengan kenaikan sebesar 11,58 persen diikuti dengan emiten farmasi swasta PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) sebesar 10,79 persen.
<!--more-->
Saham emiten pelat merah lainnya yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga mengekor dengan penguatan sebesar 8,58 persen. Bersamaan dengan itu pula, saham emiten farmasi swasta PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) juga naik 6,09 persen.
Selain saham emiten farmasi, saham emiten distributor alat kesehatan yang memiliki produk jarum suntik sekali pakai, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) juga ikut-ikutan menguat 6,6 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin lalu, saham INAF, KAEF, PYFA dan IRRA mencatatkan kenaikan harga saham signifikan hingga diberi label auto reject atas oleh otoritas karena menguat sampai mencapai 25 persen.
Baca: Skenario Optimis, IHSG Diprediksi Tembus 7.000 di Tahun Depan
CAESAR AKBAR | BISNIS