Freeport dan Perusahaan Cina Bicarakan Pembangunan Smelter di Halmahera
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 8 Desember 2020 06:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyatakan pihaknya tengah dalam tahap pembicaraan dengan perusahaan asal Cina, Tsingshan Steel, untuk membangun smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera. Rencana kerja sama ini merupakan salah satu opsi yang sedang dibahas dengan pemerintah dalam rangka memenuhi kewajiban program hilirisasi Freeport.
"Kami mau tahu metodenya seperti apa, kapasitasnya berapa, jadwal pembangunan kapan selesainya. Masih pembicaraan, belum ada kesepakatan apapun," ujar Tony dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin, 7 Desember 2020.
Saat ini Freeport tengah membangun smelter tembaga baru di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur, sebagai kesepakatan perpanjangan operasi dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Proyek dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun ini diperkirakan menelan biaya investasi senilai US$ 3 miliar.
Sebelumnya Tony seringkali menyebutkan bahwa proyek yang ditargetkan rampung pada 2023 itu tidak ekonomis dan berpotensi merugikan. Oleh karena itu, Freeport membuka peluang kerja sama dengan pihak lain yang mampu membangun smelter tembaga dengan waktu yang lebih cepat dan menelan biaya investasi yang lebih murah.
Tony mengatakan bila rencana kerja sama dengan Tsingshan terealisasi dengan keekonomian proyek yang lebih baik dan secara teknis memungkinkan, pembangunan smelter baru di Gresik berpotensi dialihkan ke Halmahera.
"Kalau secara ekonomis dan teknis lebih memungkinkan, kami lebih pilih itu. Kami mau explore. Tapi apapun yang kami lakukan akan minta arahan pemerintah," ucap Tony.
<!--more-->
Meski terdapat opsi tersebut, Freeport masih berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan smelter di Gresik. "Pembangunan di JIIPE Gresik pekan lalu pilling test di 16 titik. Dirjen Minerba hadir dan menyaksikan sendiri di sana. Ini menunjukkan kami lanjutkan progres pembangunan seperti diamanatkan IUPK kami," katanya.
Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan pihaknya mendukung rencana Freeport bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Tsingshan Steel, dalam membangun smelter.
Sebagai salah satu pemegang saham PTFI, MIND ID turut berkontribusi terhadap pengeluaran capex untuk rencana pembangunan smelter PTFI di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Dari nilai investasi sekitar US$ 3 miliar, MIND ID berkontribusi sekitar US$ 1,2-US$ 1,5 miliar.
"Itu sangat signifikan bagi MIND ID dan tentu opsi-opsi lain kami pertimbangkan," ujar Orias.
Sebelumnya, Asia Times menyebutkan Tsingshan Steel telah menyepakati untuk membangun fasilitas smelter tembaga baru senilai US$ 1,8 miliar di kompleks pengolahan nikel Teluk Weda di Halmahera.
Berdasarkan kutipan wawancara Asia Times dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Pandjaitan disebutkan kesepakatan itu diharapkan bisa ditandatangani sebelum Maret mendatang. Menurut Luhut dan sumber lain yang mengetahui kesepakatan tersebut mengatakan Tsingshan telah setuju untuk menyelesaikan smelter dalam waktu 18 bulan.
BISNIS
Baca: Presdir Jelaskan Proyek Smelter Rugikan Freeport hingga Hampir USD 10 M