Sri Mulyani: Kemenkes Sudah Belanjakan Rp 637,3 M untuk Vaksin Covid-19
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 Desember 2020 11:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Kementerian Kesehatan sudah membelanjakan anggaran Rp 637,3 miliar untuk pengadaan vaksin Covid-19. Dana tersebut digelontorkan untuk menebus 3 juta dosis vaksin dari Sinovac dan 100 ribu dosis vaksin dari Cansino.
"Vaksin Sinovac yang dijadwalkan hadir pada Desember, dan tentu nanti akan berjalan seperti yang disampaikan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Senin, 7 Desember 2020.
Selain pengadaan vaksin, Sri Mulyani mengatakan Kemenkes juga telah membelanjakan anggaran untuk fasilitas pendukung vaksinasi. Misalnya saja sebanyak Rp 277,45 miliar anggaran untuk belanja jarum suntik, alcohol swab, dan safety box.
Kemenkes juga membelanjakan Rp 190 miliar untuk fasilitas penyimpanan vaksin di suhu dingin. Fasilitas yang dimaksud antara lain 249 unit lemari pendingin untuk vaksin, 249 unit kotak dingin, 249 unit alat pemantau suhu vaksin, 498 vaccine carrier, dan alat pelindung diri.
"Untuk persiapan dan pelatihan Kemenkes dengan target 3 juta dosis vaksin untuk tahun 2020 ini, seluruh biaya operasionalnya telah gunakan anggaran yang sudah dialokasikan Kemenkes," kata Sri Mulyani.
Untuk jejaring layanan vaksinasi, Sri Mulyani mengatakan dukungan dana diberikan melalui alokasi anggaran di Kementerian Kesehatan maupun melalui transfer ke daerah. Pasalnya, ia mengatakan operasi vaksinasi akan menyangkut seluruh jaringan kesehatan, mulai dari 10.134 puskesmas, 2.877 rumah sakit, hingga 49 KKP dan wilayah kerjanya,
"Ini semua nanti diikuti termasuk untuk pembangunan sistem informasi yang sedang dibangun oleh KPC PEN, Telkom untuk tracing dari siapa yang sudah dapatkan vaksinasi," ujar dia.
<!--more-->
Nantinya, vaksinasi akan terbagi dua jenis, yaitu yang dibiayai pemerintah dan mandiri. Target penerima vaksin yang dibayar pemerintah nantinya akan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Secara umum, target penerima vaksin adalah masyarakat berusia 18-59 tahun dan tanpa penyakit bawaan atau komorbid.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah mencadangkan Rp 35,1 triliun untuk program vaksinasi dan pengadaan vaksin pada tahun anggaran 2020. "Ini kita cadangkan termasuk di dalam pengadaan vaksin yang tadi malam tiba," ujar Sri mulyani.
Pada Ahad malam, 6 Desember 2020, pemerintah baru saja menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Secara langsung, akun YouTube Sekretariat Presiden menyiarkan tibanya vaksin itu di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang mulai pukul 21.30 WIB. Tampak sejumlah kontainer berwarna putih diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia GIA810.
Sri Mulyani mengatakan pengadaan vaksin tersebut dilakukan melalui penugasan ke perusahaan pelat merah, yaitu PT Bio Farma (Persero), dan melibatkan seluruh lembaga di dalam dan luar negeri. Pengadaan vaksin direncanakan berjalan dalam beberapa tahun, mulai tahun ini hingga 2021 atau 2022, sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Sri Mulyani, pencadangan anggaran itu dilakukan lantaran vaksinasi diperkirakan baru bisa dimulai pada 2021. Selain mencadangkan anggaran Rp 35,1 triliun, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk vaksinasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.
"Tahun 2021 total anggaran kesehatan mencapai Rp 169,7 triliun, di mana untuk penanganan vaksin, dan penanganan Covid-19 adalah sebesar Rp 60,5 triliun, untuk 2021," tutur Sri Mulyani.
Apabila dirinci, alokasi Rp 60,5 triliun itu akan terdiri dari Rp 18 triliun untuk antisipasi pengadaan vaksin Covid-19, Rp 3,7 triliun untuk antisipasi imunisasi atau program vaksinasi, Rp 1,3 triliun untuk pembelian sarana prasarana laboratorium, penelitian dan pengembangan, serta PCR.
Baca: Vaksin Covid-19 Resmi Tiba di Indonesia, IHSG Meroket ke Level 5.882,95