Adapun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ pada Kamis kemarin, 3 Desember 2020, menyetujui kompromi untuk sedikit meningkatkan produksi mulai Januari. Namun kelompok negara itu melanjutkan sebagian besar pembatasan pasokan yang ada untuk mengatasi permintaan yang terpukul Virus Corona.
OPEC dan Rusia sepakat untuk mengurangi pemangkasan produksi minyak mulai Januari sebesar 500.000 barel per hari dengan kenaikan lebih lanjut yang belum ditentukan setiap bulannya. OPEC+ diperkirakan akan melanjutkan pemotongan yang ada hingga setidaknya Maret, setelah mundur dari rencana untuk meningkatkan produksi sebesar dua juta barel per hari.
Artinya, grup tersebut akan mengurangi produksi sebesar 7,2 juta barel per hari, atau 7 persen dari permintaan global mulai Januari, dibandingkan dengan pemotongan saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari.
Sementara beberapa analis melihat pasar minyak kekurangan pasokan bahkan di bawah kuota pasokan baru yang lebih tinggi, yang lain memperkirakan barel akan membuat pasar mengalami kelebihan pasokan.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
17 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.