Pakar Sebut Rantai Distribusi Vaksin Covid-19 di RI Sudah Siap
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 1 Desember 2020 04:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Imunisasi Elizabeth Jane Soepardi meyakini rantai dingin untuk menjaga suhu vaksin Covid-19 dalam proses distribusi sudah siap. Sehingga, vaksin akan terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.
Elizabeth mengatakan vaksin adalah produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu. Karena itu, umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke puskesmas.
“Dari mana pun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin kita di PT Bio Farma. Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian Provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus”, tuturnya di acara Keterangan Pers Juru Bicara Penangan COVID -19 yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), seperti dinukil dari keterangan tertulis, Senin, 30 November 2020.
Indonesia, kata Elizabeth, telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi. Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem rantai digin yang baik, hingga ke pelosok negeri.
Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di Provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius.
Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level Kabupaten/Kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas. Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.
<!--more-->
Mengingat vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya, Elizabeth mengatakan pemberian vaksin harus terjadwal. "Pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya. Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur," ujarnya.
Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, kata dia, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. "Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi."
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan penentuan merek vaksin Covid-19 yang bakal dihadirkan di Indonesia adalah wewenang Kementerian Kesehatan. Namun, ia memastikan pilihan itu sesuai dengan daftar yang ada di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan sudah melalui uji klinis I dan II.
Selain itu, ketika akan dipergunakan vaksin Covid-19 juga harus seizin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Tentu sebagai catatan tambahan, vaksin yang akan dibeli pemerintah adalah vaksin yang bersahabat dengan distribusi kita, yaitu 2-8 derajat Celcius," ujar Erick dalam konferensi video, Selasa, 24 November 2020.
Pertimbangan rantai dingin tersebut pula yang membuat pemerintah mempertimbangkan vaksin yang dikembangkan Sinovac, Novavax, maupun AstraZeneca dan belum bisa memilih vaksin buatan Pfizer dan Moderna. "Itu karena rantai dinginnya minus 75 derajat Celcius, yang satu minus 20 derajat Celcius," tutur Menteri BUMN.
Baca: BPOM: Proses Distribusi Vaksin Covid-19 Penting Agar Mutu Tak Turun
CAESAR AKBAR